Haul ke-54 Bung Karno: Megawati dan PDIP Teguhkan Warisan Perjuangan Sang Proklamator di Blitar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Nurlayla Ratri
21 - Jun - 2024, 11:58
JATIMTIMES – Haul ke-54 Bung Karno, proklamator kemerdekaan dan bapak bangsa Indonesia, diperingati dengan khidmat oleh Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar PDI Perjuangan (PDIP) di Makam Bung Karno, Kota Blitar Jumat (21/6/2024). Acara ini bukan sekadar momen peringatan, tetapi juga simbol dari nilai-nilai kebangsaan dan semangat perjuangan yang diwariskan oleh Bung Karno.
Pukul 12.45 WIB, rombongan ziarah yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tiba di makam sang proklamator. Dalam suasana penuh penghormatan, Megawati ditemani adiknya, Sukmawati Soekarnoputri, serta tokoh-tokoh penting dari PDIP. Di antara mereka terdapat Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP; Tri Rismaharini, Menteri Sosial; Pramono Anung, Sekretaris Kabinet; Djarot Syaiful Hidayat, Ketua DPP PDIP; dan Said Abdullah, Ketua DPD PDIP Jawa Timur.
Baca Juga : 21 Juni: Merayakan Hari Musik Sedunia dan Jejak Emas Guruh Gipsy di Kancah Musik Indonesia
Mereka disambut hangat oleh keluarga besar Bung Karno, termasuk cucu-cucunya, Putera Sukarno Al-Haddad dan Romy Soekarno. Suasana kekeluargaan dan kebangsaan begitu terasa ketika Megawati dan Sukmawati, untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19, bersama-sama berziarah ke makam ayah mereka.
Dengan penuh hormat, Megawati duduk di sisi barat pusara, sementara Sukmawati di sisi timur. Keduanya melantunkan tahlil dengan khidmat, mengirimkan doa-doa tulus untuk almarhum Bung Karno. Bunga-bunga pun ditaburkan di sekitar makam sebagai simbol penghormatan dan kenangan yang mendalam akan jasa-jasa beliau.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa ziarah ini memiliki makna spiritual yang mendalam.
“Hari ini, Ibu Megawati Soekarnoputri bersama seluruh jajaran PDI Perjuangan baik dari tingkat pusat maupun Jawa Timur, nyekar ke Makam Bung Karno untuk memperingati wafatnya proklamator dan bapak bangsa kita pada 21 Juni 1970. Dengan tradisi spiritual yang sangat kuat, kita diajarkan oleh Bung Karno bahwa api perjuangan, ide, gagasan, dan cita-cita untuk perjuangan bangsa dan negara itu akan terus hidup,” ungkap Hasto.
Hasto menekankan bahwa meskipun Bung Karno telah wafat, gagasan dan perjuangannya tetap hidup dan relevan.
“Meskipun ketika wafat Bung Karno dimakamkan di Blitar, kami melihat jika sejarah membuktikan bahwa kebenaran ide dan gagasan Bung Karno untuk rakyat Indonesia dan dunia terus mewarnai dunia...