Kisah Umar bin Khattab Marah pada Seekor Kuda Beban
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
12 - Jun - 2024, 04:13
JATIMTIMES - Dalam sebuah perjalanan menuju Baitul Maqdis untuk menyelesaikan perjanjian Palestina dengan pihak gereja di Jabiah, Khalifah Umar bin Khattab bersama dengan Amr bin Ash dan Syurahbil bin Hasanah. Dalam perjalanannya, Umar bin Khattab sempat marah kepada seekor kuda yang ia tunggangi. Kisah inipun telah dijelaskan dalam sebuah buku berjudul Al-Faruq Umar. Lanyas mengapa sampai Umar marah dengan seekor kuda ?.
Dalam buku karya Muhammad Husain Haekal yang diterjemahkan oleh Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu", bahwa kuda yang ditunggangi oleh Umar itu sejatinya bukan merupakan kuda pengganti dan bukan kuda asli milik Umar.
Baca Juga : Operasi Sikat Semeru, Polres Batu Sita 1.566 Botol Miras Oplosan dan Amankan 10 Tersangka
Kuda milik Umar saat itu mengalami cedera pada kakinya, sehingga tak dapat ditunggangi. Maka dari itu, sebagai gantinya, dibawakan seekor kuda beban yang biasa memang digunakan untuk mengangkut beban.
Umar sendiri sebelumnya memang tak pernah menunggang kuda beban. Kemudian berangkatlah Umar melakukan perjalanan dengan menunggangi kuda tersebut. Saat berjalan, kuda yang ditunggangi Umar bertingkah begitu aktif dan hal ini menimbulkan gerakan yang membuat genta atau lonceng kecil berbunyi. Umar pun merasa tidak nyaman dan menyukai apa yang dilakukan kuda yang ditungganginya.
Setelah itu, Umar kemudian turun dari kuda dan langsung berjalan ke arah kepala dan wajah kuda. Seketika itu, Umar kemudian menampar muka kuda tersebut dengan sebuah mantel yang ia bawa.
Saat itu Umar juga berkata, "Jelek sekali tingkah lakumu yang begitu angkuh!".
Meski sempat memarahi kuda tersebut, namun, Umar bukan sosok yang kejam. Kemudian Umar beristirahat dan kuda beban tersebut juga diistirahatkan. Setelah beristirahat selama beberapa waktu, Umar bersama rombongan dan kuda beban itu kembali melanjutkan perjalanan yang masih kurang beberapa hari lagi untuk sampai ditujuan.
Meski Umar kurang nyaman menunggangi kuda beban, perjalanan Umar menunggangi kuda beban ini kemudian sampai di Kota Baitulmukadas. Saat itu, ia disambut oleh Uskup Agung Severinus dan pembesar-pembesar kota dengan ramah dan penuh keakraban...