Pengusaha Sarang Walet Lapor ke Polres Malang, Merasa Ditipu Ratusan Juta
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
A Yahya
08 - Jun - 2024, 01:13
JATIMTIMES - Seorang wanita berinisial I warga Kecamatan Turen, Kabupaten Malang dilaporkan ke Polres Malang atas dugaan penipuan, Jumat (7/6/2024). Pelapornya adalah seorang pria berinisial M warga Kota Malang, dia merupakan seorang pengusaha jual beli sarang burung walet mentah.
M mengaku terpaksa membuat laporan ke Polres Malang karena dirinya merasa telah ditipu oleh I. Hingga kini, I diketahui masih memiliki sejumlah utang pembayaran sarang burung walet kepada M. Yakni sebesar Rp 416 juta.
Baca Juga : Polres Blitar Tangkap Penipu Sembako Bermodus Transaksi QRIS Palsu
"Mas M ini titip sarang burung walet mentah kepada I untuk dijual. Barangnya sudah terjual, tapi uangnya tidak ada," ungkap kuasa hukum pelapor, Didik Lestariyono saat ditemui awak media di Polres Malang, Jumat (7/6/2024).
Sebelum melaporkan I ke Polres Malang, M telah melakukan beragam upaya untuk menyelesaikan permasalahan bisnis tersebut secara kekeluargaan. Termasuk melakukan langkah persuasif.
Namun upaya tersebut sia-sia. Hingga akhirnya M memilih untuk membuat laporan ke Polres Malang. "Akhirnya kita laporkan ke polisi," imbuhnya.
Sebelumnya, pihak M juga sudah melayangkan somasi sebanyak dua kali kepada I. Namun, tidak ada jawaban dari somasi tersebut. "Kami laporkan dugaan tindak pidana penipuan," tuturnya.
Didik menambahkan, laporan penipuan tersebut lantaran tanggungan yang belum dibayarkan senilai ratusan juta oleh I tersebut, bukanlah utang piutang. "Itu titip jual, itu murni pidana bukan perdata," ujarnya.
Sementara itu, M mengaku telah mengenal I sejak kurun waktu sekitar satu tahun lalu. "I ini pemain (pengusaha, red) sarang burung walet bersih. Sehingga kami percaya saja, karena memang sebelumnya sudah berhubungan baik dan awalnya memang tidak ada masalah," terang M.
Semula, M menitipkan 125 kilogram sarang walet mentah kepada I. Tujuannya adalah untuk titip dijualkan. "Nominalnya sekitar Rp 1 miliar lebih, yang belum dibayarkan sekarang tinggal Rp 416 juta," ujarnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya