Kisah Sultan Agung Memugar Makam Sunan Tembayat Pasca Kegagalan Serangan Mataram ke Batavia
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
03 - Jun - 2024, 04:41
JATIMTIMES- Sultan Agung, salah satu raja besar Kerajaan Mataram Islam, melakukan ziarah penting ke makam Sunan Tembayat di Jabalkat, yang kini dikenal sebagai Bayat, Klaten. Ziarah ini memiliki makna mendalam tidak hanya secara spiritual tetapi juga secara strategis bagi kerajaan.
Peristiwa ini terjadi beberapa tahun setelah kegagalan dua kali penyerbuan ke Batavia oleh Mataram.
Baca Juga : Hasil Laga Indonesia vs Tanzania: Peluang Banyak Tapi Berakhir 0-0
Sunan Tembayat, atau lebih dikenal sebagai Ki Ageng Pandanaran II atau Sunan Pandanaran II, adalah seorang adipati dari Samarang pada masa Kesultanan Demak. Setelah melepaskan jabatannya, ia memilih jalan spiritual sebagai seorang pandhita dan menjadi penyebar agama Islam di wilayah Jawa bagian selatan, khususnya di daerah Wedhi, Bayat, Klaten, dan sekitarnya. Berkat perannya, wilayah tersebut kemudian menjadi pusat trah Kajoran yang berpengaruh.
Sunan Tembayat, adalah menantu dari Sunan Pandanaran I, pendiri Kota Semarang. Ia juga menjadi murid dari Sunan Kalijogo, salah satu Wali Songo yang terkenal. Makamnya berada di Paseban, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, dan ia dikenal dengan nama asli Sayyid Hasan Nawawi, sering dipanggil Raden Kaji.
Sunan Tembayat adalah putra dari Sayyid Maulana Hamzah (Pangeran Tumapel) Lamongan, yang merupakan keturunan dari Sunan Ampel Surabaya.
Dalam perjalanan hidupnya, Sunan Tembayat menikah sebanyak sembilan kali, termasuk dengan putri tercantik dari Sunan Pandanaran I. Di Bayat-Klaten, ia memiliki dua istri, yaitu Nyai Ageng Kaliwungu, putri dari Bathoro Kathong, dan Nyai Ageng Krakitan. Selain itu, Sunan Tembayat juga masih merupakan keponakan Sunan Kalijogo dari jalur istrinya, Sayyid Maulana Hamzah.
Sunan Tembayat tidak hanya dikenal karena peran spiritualnya tetapi juga karena kontribusinya dalam penyebaran Islam di Jawa. Melalui pengajarannya dan bimbingan spiritualnya, ia berhasil menarik banyak pengikut dan membangun komunitas yang kuat di wilayah selatan Jawa.
Sebagai tokoh penting, ia berhasil menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat penyebaran Islam yang berpengaruh, terutama dengan berdirinya trah Kajoran.
Pengaruh Sunan Tembayat semakin kuat setelah pernikahannya dengan putri-putri terkemuka di Jawa. Dengan memperkuat hubungan keluarga dan jaringan sosialnya, ia berhasil menciptakan hubungan yang erat antara berbagai wilayah dan keluarga penting di Jawa...