Perhutani Bakal Tertibkan Daerah Tangkapan Air di Kota Batu
Reporter
Prasetyo Lanang
Editor
Dede Nana
24 - May - 2024, 11:44
JATIMTIMES - Masalah kelestarian air di Kota Batu tak terlepas dari pertumbuhan pembangunan kota yang berstatus sebagai kota wisata. Hal ini menjadi perhatian Perum Perhutani yang mengelola kawasan hutan. Utamanya kualitas daerah tangkapan air, yang mana akan ditertibkan di sejumlah titik didalam wilayah Perhutani.
Hal tersebut disampaikan oleh Administratur Perum Perhutani KPH Malang Loesy Triana. Dimana sebelumnya koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan komunitas masyarakat pegiat lingkungan dan stakeholder terkait mendapati problematika air yang kerap keruh dan debitnya menurun.
Baca Juga : Hutan Pinus Loji Blitar: Surga Alam di Lereng Gunung Kelud untuk Liburan Keluarga
"Kita tidak inginkan sumber air habis, maka kami siap berkolaborasi untuk pengelolaan area hitan tangkapan air di sekitar titik sumber mata air," ujar Loesy saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Menurut dia, air sudah menjadi kebutuhan vital mahluk hidup termasuk manusia. Pengelolaan air yang ada di Kota Batu dianggap masih perlu penataan. "Kami sudah kerja sama dengan pegiat dan stakeholder, salah satunya penertiban Catchment area dari air," jelasnya.
Kota Batu, kata Loesy, baru satu PDAM yang mengelola. Sementara di beberapa titik lain dikelola Hipam untuk komunitas masyarakat tertentu. Loesy menilai masih perlu diorganisasikan lebih baik.
"Hipam-hipam ini masih berjalan sendiri tidak terorganisasikan, karena itu kita sudah ada salah satu hipam yang kerja sama dengan perhutani. Kami kembalikan kontribusi kita untuk sumber airnya ke kegiatan penanaman. Karena mau bagaimana pun butuh tanaman untuk menghasilkan air yang terjaga," tuturnya.
Nantinya, sumber mata air di hutan Perhutani bakal dilakukan penataan. Termasuk penggunaan sumber untuk Hipam mana saja. Untuk diketahui, salah satu titik sumber mata air yang dianggap perlu penataan yakni di sekitar Pesantren Rakyat, Macari, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kota Batu. Keberadaan sumber mata airnya dinilai sudah menurun kualitasnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya