Kades Ledokombo Bakal Adukan Media Siber ke Dewan Pers dan APH, Ini Penyebabnya
Reporter
Moh. Ali Mahrus
Editor
Dede Nana
10 - May - 2024, 02:41
JATIMTIMES - Munculnya berbagai media siber saat ini, ibarat jamur yang tumbuh di musim hujan. Hanya dengan modal membuat website dan juga PT (Perseroan Terbatas) tanpa diimbangi dengan kemampuan redaksi yang profesional, maka jadilah.
Media semacam ini dalam pemuatan berita tanpa melalui redaksional yang semestinya dan cenderung menabrak etika. Ujung-ujungnya berita yang diterbitkan minim verifikasi dan cenderung menyudutkan dan tak berimbang. Umumnya, praktik semacam ini terjadi di desa-desa dengan sasaran kepala desa.
Baca Juga : Polisi Telusuri Pria Diduga Onani Sambil Naik Motor hingga Viral di Pakis Malang
Hal ini yang dialami Ipung Wahyudi Kepala Desa Ledokombo, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ia mengaku menjadi salah satu korban praktik reportase lancung semacam itu.
Ia merasa disudutkan oleh berita salah satu media daring yang memuat tentang proyek pembangunan tandon air dan pipanisasi di desanya. Informasi yang disajikan melenceng dari fakta. Bahkan, dinilainya cenderung menghakimi.
Dia pun bakal mengadukan media yang menerbitkan berita itu ke Dewan Pers, hingga menempuh langkah hukum. Terlebih, media daring lokal yang alamat kantornya berada di wilayah Jember Utara itu tak memiliki susunan redaksi yang seharusnya terpampang di portal berita. Penanggung jawab redaksinya juga nihil.
Sebenarnya, Ipung mengungkapkan, dirinya berniat mengirimkan hak jawab, tapi bingung karena di website tidak tercantum email atau nomor telepon redaksi yang dapat dihubungi.
“Saya ingin menjernihkan informasi yang diberitakan. Karena isinya mengarah ke fitnah,” katanya, Kamis (9/5/2024).
Ipung bercerita, media siber itu memberitakan tentang proyek pembangunan tandon air dan pipanisasi di Dusun Sumbernangka, Desa Ledokombo. Berita yang terbit Rabu 24 April 2024 tersebut, menuding adanya manipulasi anggaran proyek juga adanya penganggaran ganda atau double accounting.
“Saya merasa nama saya sudah dicemarkan. Karena informasi yang disampaikan tidak benar. Salah satunya soal double accounting. Dana pembangunan proyek penyediaan air bersih untuk seratus lebih kepala keluarga dan dua masjid ini, murni dari dana desa,” ucapnya.
Sehari sebelum berita itu tersebar, ia mengaku pernah dihubungi melalui pesan WhatsApp oleh seseorang yang isinya menyerupai pertanyaan dalam wawancara. Namun, jawaban yang ia sampaikan dalam percakapan pesan itu, tak dimuat dalam berita.
Dampaknya, dia merasa dirugikan...