Syahadat Ada Beberapa Jenis, Pahami Makna dan Keutamaannya 

JATIMTIMES - Meyakini Allah SWT, tentunya  syahadat menjadi hal utama yang harus diucapkan. Syahadat merupakan sebuah kalimat yang diucapkan dengan sebagai bentuk pengakuan dan kesaksian bahwa telah memeluk agama Islam.

Sementara, dalam buku Cendekia Kementerian Agama (Kemenag), syahadat  diartikan sebagai sebuah kesaksian.

Baca Juga : Kisah Abu Hurairah Ditipu Pencuri Kecil yang Ternyata Setan

Syahadat menjadi salah satu rukun Islam yang pertama yang menjadi fondasi dari agama. Syahadat menjadi frase kunci untuk memasuki surga. Jika kalimat ini menjadi kalimat terakhir kehidupan duniawi, maka surga akan terjamin.

Hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Islam dibangun atas lima perkara. Mengucapkan dua kalimat syahadat, salat lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadan, dan ibadah haji di tanah suci."

Sebagai umat muslim, tentunya harus benar-benar memahami syahadat. Syahadat sendiri bukan hanya satu, melainkan ada beberapa jenis syahadat.

Dari buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam & Doa: Kunci Beragama secara Kaffah karya Dr Moch Syarif Hidayatullah, jenis syahadat yang pertama adalah syahadat tauhid. 

Syahadat tauhid merupakan kesaksian secara lisan dan meyakini sepenuhnya dalam hati bahwa tiada Tuhan selain Allah. Bunyi bacaan dari syahadat ini adalah "Asyhadu an laa ilaaha illallaahu". 

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah,"

Syahadat yang kedua adalah syahadat rasul. Syahadat rasul berisi kesaksian dan menyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya. Untuk itu, meyakini kebenaran ajaran Nabi SAW adalah benar merupakan kewajiban umat muslim.

Bunyi bacaan dan arti syahadat rasul sebagai berikut: "Asyhaduanna muhammadar rasuulullah". Arti  dari syahadat ini adalah"Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".

Jenis syahadat yang ketiga adalah syahadatain. Syahadat ini juga disebut sebagai dua kalimat syahadat. Makna yang termaktub di dalamnya adalah menafikan atau ketuhanan dari siapa pun dan apa pun selain Allah SWT. Menjadikan diri bersedia untuk memahami dan mengikuti ajaran Nabi dan tidak hanya sekadar ikut-ikutan dalam mengerjakan ibadah.

Baca Juga : Baca Selengkapnya