Di UNTAG Banyuwangi, Dirjen Kebudayaan Ajak Peneliti dan Mahasiswa Majukan Kebudayaan
Reporter
Pipit Anggraeni
Editor
Redaksi
24 - Nov - 2023, 03:50
JATIMTIMES - Ratusan sivitas akademika Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) Banyuwangi menghadiri Kuliah Umum yang disampaikan Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, dengan tema “Pemajuan Kebudayaan dan Kontribusi Kaum Muda.” Acara yang berlangsung sore hari di Auditorium UNTAG Banyuwangi, 20/11/23, mendapatkan sambutan luar biasa oleh sivitas akademika, dari awal hingga selesai.
Rektor UNTAG Banyuwangi, Andang Subaharianto, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Dirjen Kebudayaan untuk pertama kalinya di perguruan tinggi swasta terbesar di ujung timur Jawa ini. Dia berharap para sivitas akademika akan mendapatkan banyak pengetahuan terkait upaya pemajuan kebudayaan, sesuai dengan amanah UU No. 5 Tahun 2017.
Baca Juga : Khawatir Pragmatisme Politik di Indonesia, Ikrar Nusa: Membelot Harus Ada Sanksi
“Tanpa kebudayaan, hidup kita ini menjadi sunyi, kurang dinamis. Di sisi lain, banyak pengaruh budaya asing yang masuk ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Tentu, bangsa ini membutuhkan strategi dan siasat agar ragam budaya bangsa tetap maju di tengah-tengah kuatnya budaya asing,” ucap Andang sebelum membuka Kuliah Umum.
Hilmar Farid mengawali paparannya tentang tujuan strategis pemajuan budaya, yakni untuk memperkuat identitas, meningkatkan ketahanan budaya, menumbuhkan kesejahteraan, dan memperkuat kedudukan Indonesia. Maka, pemerintah perlu membina tenaga dan lembaga kebudayaan, dari level pusat hingga daerah, agar tujuan tersebut bisa tercapai.
“Kita perlu mengajak serta kaum yang presentasenya lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia untuk kerja-kerja pemajuan kebudayaan. Kaum muda ini unik, kalau berhasil kita arahkan, bisa menjadi aset, tetapi ketika gagal, bisa menjadi beban. Maka, mereka perlu kita dekati dan ajak untuk menjalankan usaha-usaha strategis dan praksis dalam memajukan budaya di lingkungan terdekat dengan cara menjahit apa-apa yang sudah dihasilkan oleh masyarakat,” papar Hilmar.
Lebih lanjut Hilmar menjelaskan bahwa menjahit bisa dimaknai melakukan kerja-kerja aktif untuk mendokumentasikan, mengadvokasi, dan menciptakan karya kreatif dari ragam pemgetahun da ekspresi budaya yang telah ada selama ribuan tahun sebagai akibat interaksi dan adapati dengan lingkungan alam dan bermacam permasalahan hidup...