Kisah Pata Seca, Budak Asal Brasil yang Diberlakukan Sebagai Mesin Pembuat Anak
Reporter
Mutmainah J
Editor
Dede Nana
12 - Nov - 2023, 02:32
JATIMTIMES - Perbudakan orang kulit hitam menjadi sejarah kelam yang dipenuhi dengan tragedi yang sangat tidak manusiawi. Salah satunya seperti yang dialami oleh Pata Seca. Ia merupakan seorang budak pria yang dibeli khusus hanya untuk menghamili para budak wanita. Tujuannya agar menghasilkan anak yang memiliki keunggulan yang nantinya akan diperjualbelikan lagi sebagai budak.
Dilansir dari akun Youtube @megaansc, Pata Seca juga dikenal sebagai Roque José Florêncio. Lahir pada tahun 1828 di Sorocaba, Sao Paulo, Brasil. Secara fisik, Pata Seca sangat kuat. Tinggi badannya pun lebih dari 2,1 meter. Dia juga sangat karismatik, cerdas, dan berani. Panggilan Pata Seca yang disematkan orang-orang keadanya memiliki arti “kaki kering” dalam bahasa Portugis.
Baca Juga : FH Unikama Gelar Law Festival 2023, Bahas Peran Generasi Muda dalam Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak
Ada beragam spekulasi mengenai asal-usul julukan itu. Beberapa orang mengatakan, dia dipanggil seperti itu karena bisa berjalan tanpa alas kaki di tanah yang panas dan tidak merasakan sakit. Ada juga yang bilang dia memiliki kondisi kulit yang membuat kakinya sangat kering.
Sementara “teori” yang lebih menarik menyebutkan, dia mendapat julukan itu lantaran ke mana pun dia pergi, dia tidak meninggalkan jejak, sehingga menyulitkan para penculiknya untuk melacaknya.
Pata Seca ditangkap dan diperbudak oleh pemilik tanah bernama Joaquim Jose de Oliveira. Setelah ditangkap, dia bekerja sebagai buruh ladang dan juga sebagai budak “pembibitan”, artinya dia dipaksa melakukan hubungan seksual dengan banyak wanita yang diperbudak untuk menghasilkan lebih banyak anak.
Saat itu, ia dibawa ke Vila Sorocaba dan dijual ke Visconde da Cunha Bueno, seorang pria kulit putih pemilik perkebunan yang menghasilkan kopi dan menjalani kehidupan yang relatif mewah. Pada saat itu, ada takhayul yang populer bahwa pria jangkung dan kuat dengan tulang kering kurus dapat menghasilkan lebih banyak bayi laki-laki.
Sementara kebutuhan budak pada waktu itu sangat tinggi untuk kerja paksa. Akhirnya jadilah Pata Seca menjalani status sebagai budak pembibitan, atau dalam istilah yang lebih kasarnya “peternak budak”.
Pata Seca tidak memiliki pilihan pada kala itu. Ia hanya bisa melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan wanita budak yang tak terhitung jumlahnya...