Warga Gaza Bakal Dievakuasi Terbatas via Rafah usai Qatar Berhasil Memediasi Israel-Hamas
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
02 - Nov - 2023, 01:29
JATIMTIMES - Qatar telah memediasi perjanjian antara Mesir, Israel dan Hamas serta berkoordinasi dengan AS. Dampak keberhasilan mediasi yang dilakukan oleh Qatar tersebut, dimungkinkan akan segera ada evakuasi terbatas dari Gaza.
Melansir laporan Reuters pada Rabu (1/11/2023), perjanjian tersebut akan mengizinkan pemegang paspor asing dan beberapa orang yang terluka parah untuk keluar dari Gaza, melalui perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza. Meskipun tidak ada batas waktu berapa lama tempat tersebut akan tetap terbuka untuk evakuasi.
Baca Juga : Sejarah Band Legendaris PADI Reborn: dari Soda dan PADI
Kesepakatan tersebut tidak terkait dengan isu-isu lain yang sedang dinegosiasikan. Seperti isu soal tawanan yang disandera Hamas, kelompok Islam Palestina yang menguasai Gaza. Atau isu soal jeda yang diserukan dunia untuk meringankan krisis kemanusiaan di wilayah kantong tersebut yang menderita kekurangan makanan, air, bahan bakar dan medis.
Sebagai informasi, Israel mengirim pasukannya ke Gaza setelah berminggu-minggu pengeboman udara dilakukan sebagai pembalasan atas serangan besar Hamas yang didukung Iran pada 7 Oktober.
Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata kelompok tersebut, Brigade al-Qassam mengatakan Hamas telah mengatakan kepada mediator bahwa mereka akan segera membebaskan sekitar 200 atau lebih tawanan asing yang mereka tangkap selama serangan terhadap Israel, seperti dikutip dari video di aplikasi Telegram, Selasa (31/10/2023). Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah tawanan atau kewarganegaraan yang akan dibebaskan.
Mesir telah menyiapkan rumah sakit lapangan di Sheikh Zuwayed di Sinai, menurut sumber medis kepada Reuters. Sepuluh ambulans dikirim ke Rafah pada hari Selasa (31/10/2023) untuk antisipasi.
Israel mengepung Gaza setelah serangan Hamas, dan PBB serta pejabat bantuan lainnya mengatakan warga sipil di daerah kantong tersebut hidup dalam bencana kesehatan masyarakat. Di mana beberapa rumah sakit berjuang untuk merawat korban ketika pasokan listrik mulai menipis.
Baca Juga : Baca Selengkapnya