Kisah Nabi Zarathustra Diutus ke Kaum Majusi dan Mukjizat yang Dimilikinya

Reporter

Mutmainah J

Editor

Yunan Helmy

28 - Oct - 2023, 12:55

Ilustrasi kaum Majusi. (Foto dari internet)


JATIMTIMES - Ada seorang nabi yang diutus kepada bangsa Persia kuno. Nabi ini diperkirakan diutus pada abad ke-6 atau abad ke-7 sebelum Masehi. 

Itu berarti bahwa nabi tersebut hidup hampir sezaman dengan Raja Cyrus Agung, yang merupakan raja pertama dinasti Achaemenid di Persia.

Baca Juga : Rumah Kita, Lagu Perenungan Hidup Ian Antono: Gitaris Legendaris Asal Malang

Raja Cyrus sendiri adalah seorang penganut agama tauhid yang menyembah hanya kepada Tuhan tunggal. Diketahui  Cyrus Agung adalah Zulkarnain yang diceritakan dalam Al-Quran.

Nabi yang diutus hampir sezaman dengan Cyrus Agung ini bernama Zarathustra atau dengan nama lain dikenal sebagai Zoroaster. Nama Zarathustra memiliki arti "dia yang memiliki unta-unta tua."

Nabi Zarathustra membawa ajaran penyembahan kepada Tuhan yang tunggal yang disebut Ahura Mazda. Secara etimologis, "Ahura" berarti Tuhan dan "Mazda" adalah kebijaksanaan. Ajaran di bawahnya disebut Zoroastrianisme.

Setelah beberapa waktu, nama Zarathustra sering disebut sebagai "Majusi." Kata "Majusi" merupakan pelafalan Arab dari kata Persia kuno "magus."

Magus, jika diartikan, adalah kelompok pendeta atau penyihir.  Kata "magus" juga kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris melalui bahasa Yunani menjadi "magic" atau "magician."

Dalam kepercayaan Majusi, Tuhan kebaikan atau Tuhan yang bersifat baik disebut “Ahura Mazda”. Sedangkan Tuhan keburukan mereka sebut dengan "Ahriman."

Agama Zarathustra memiliki beberapa kesamaan dengan agama Samawi, seperti mengajarkan adanya hari kebangkitan, jembatan penghakiman, serta Tuhan Yang Esa dengan 10 nama dan sifatnya yang dilafalkan dalam ritual peribadatan.

Namun, menurut beberapa riwayat, setelah melalui beberapa zaman, agama Zoroaster yang dahulu menyembah Allah SWT berubah menjadi penyembah api. Artinya, agama Zoroaster atau Majusi zaman dahulu tidak sama dengan yang sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi campur tangan manusia dalam ajaran tersebut, yang akhirnya mengakibatkan ajaran ketauhidan Zoroaster menjadi ternodai.

Dulu, mereka menganggap api hanya sebagai cahaya dari Tuhan. Mungkin jika di zaman sekarang, api bisa dianggap sama dengan lampu. Maka ketika beribadah, mereka harus memiliki api untuk menerangi ruangan tersebut, sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi dalam beribadah.

Di Islam, tidak dianjurkan untuk salat di tempat gelap meskipun tidak ada larangan khusus untuk salat di tempat gelap...

Baca Selengkapnya


Topik

Serba Serbi, Kisah Nabi Zarathustra, Zarathustra, Zoroaster, Persia kuno, kajian Islam,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette