Bantuan Tak Kunjung Datang, Warga Maroko Merasa Dikhianati Pemerintah
Reporter
Mutmainah J
Editor
Dede Nana
13 - Sep - 2023, 11:06
JATIMTIMES - Seorang pria di Maroko, Jamal Rbaki, kehilangan orang tuanya dalam gempa bumi. Dia merasa sangat kecewa dengan tanggapan pemerintah karena mesin berat baru tiba di desa terpencil mereka setelah empat hari, seperti dilaporkan oleh Reuters.
Dengan harapan bahwa orang tuanya masih hidup, Jamal Rbaki mencari mereka di antara reruntuhan dengan bantuan saudaranya, pamannya, dan tetangga-tetangganya.
Baca Juga : Tuntaskan Penyaluran Bansos Triwulan Tiga, 1.936 KPM Kota Kediri Terima Penyaluran Bansos Sembako Susulan
Mereka menunggu pertolongan datang, tetapi tidak ada bantuan yang tiba. Rbaki merasa bingung mengapa bantuan pemerintah begitu lama datang ke desanya. Dia juga tidak mengerti mengapa tawaran bantuan dari negara lain belum diterima, padahal banyak orang di daerah gempa sangat menderita.
“Kami menunggu bantuan,” katanya kepada Reuters di tempat kejadian.
“Orang-orang tewas di bawah reruntuhan tetapi tidak ada bantuan.” ungkapnya dikutip dari Reuters Rabu, (13/9/2023).
Menurutnya, ini adalah pengkhianatan yang sangat besar. Dia berkata bahwa masih banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan di beberapa tempat.
"Ini adalah pengkhianatan. Pengkhianatan belaka," katanya, seraya menambahkan bahwa orang-orang masih terjebak di bawah bangunan-bangunan di beberapa daerah.
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dengan kekuatan 6,8 yang terjadi di Atlas Tinggi telah mencapai 2.901 pada hari Selasa. Jumlah korban luka juga meningkat menjadi 5.530. Banyak penduduk desa di pegunungan merasa frustasi karena mereka belum menerima bantuan dari pemerintah.
Militer Maroko memimpin upaya penyelamatan dan telah mengirim personel militer dan pekerja darurat ke Talat N'Yaaqoub selama beberapa hari.
Mereka menyediakan air minum, makanan, tenda, selimut, dan sedang memperkuat tim pencarian dan penyelamatan.
Namun, daerah yang terkena dampak gempa bumi ini sangat luas, berbatu, dan terisolasi. Beberapa jalan terblokir oleh tanah longsor, sehingga daerah-daerah yang paling parah terkena dampak hanya bisa dijangkau dengan helikopter.
Penduduk di desa-desa sekitarnya mengalami pengalaman yang serupa dengan Rbaki. Mereka mencari orang yang mereka cintai sendiri dan telah mengevakuasi orang yang selamat serta mengubur orang yang meninggal tanpa bantuan dari pemerintah...