5 September: Mengenang 78 Tahun Keraton Yogyakarta Bergabung dengan Pemerintah RI
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
05 - Sep - 2023, 08:28
JATIMTIMES - Yogyakarta adalah daerah istimewa paling terkenal di Republik Indonesia dewasa ini. Keistimewaan Yogyakarta tak bisa dilepaskan dari catatan sejarah masa lalu. Sebelum berdirinya NKRI, Yogyakarta sejatinya adalah Negara berdikari, namun ia mendukung penuh berdirinya Negara baru untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi dan mewujudkan kedaulatan Nusantara.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah sebuah Negara di pulau Jawa yang berdiri atas kesepakatan Perjanjian Giyanti 1755. Yogyakarta adalah kerajaan baru pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat, kerajaan pewaris Dinasti Mataram Islam yang berpusat di Jawa Tengah.
Baca Juga : iPhone 15 Dipastikan Gunakan Port Pengisian USB-C
Perjanjian Giyanti menyebutkan bahwa Pangeran Mangkubumi diakui sebagai Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan wilayah nagara agung sebesar 53.100 cacah. Termasuk di dalamnya daerah Mataram, Pajang, Sukawati, Bagelen, Kedu dan Bumi Gedhe. Dan bagian mancanagara (provinsi luar) sebesar 33.950 cacah meliputi daerah Madiun, Magetan, Caruban, separuh Pacitan, Kertosono, Kalangbret, Ngrowo (Tulungagung), Japan (Mojokerto), Jipang (Bojonegoro), Teras Karas (Ngawen), Sela, Warung (Kuwu Wirasari) dan Grobogan. Beberapa wilayah bahkan saling tumpang tindih dengan wilayah Keraton Surakarta.
Wilayah Keraton Yogyakarta dalam perjalanannya mengalami perubahan akibat serangkaian peristiwa. Meletusnya peristiwa Geger Sepehi dan dibuangnya Sultan Hamengkubuwono II diikuti dengan kontrak politik yang ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1813.
Pemerintah Inggris memberikan tanah seluas 4000 cacah kepada Pangeran Notokusumo (adik Sultan Hamengkubuwono II). Pangeran Notokusumo kemudian naih tahta sebagai adipati pertama Pakualaman dengan gelar KGPAA Paku Alam I. Pakualaman bukanlah kerajaan, tapi kadipaten dibawah kekuasaan Keraton Yogyakarta. Wilayah Kadipaten Pakualaman meliputi daerah Parakan di Kedu, sebagian daerah Bagelen, dan sebagian daerah di Klaten. Wilayah kekuasaan Pakualaman diambilkan dari sebagian wilayah mancanegara dan sebagian kecil wilayah di negaragung (wilayah inti kerajaan, pusat ibukota) Kesultanan Yogyakarta.
Wilayah kekuasaan Keraton Yogyakarta kembali berubah dengan meletusnya Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro, putra Sultan Hamengkubuwono III. Belanda mengalami kerugian amat besar akibat perang yang berlangsung selama lima tahun ini...