Mendag Musnahkan Pakaian Bekas Impor 7.000 Bal senilai Rp 80 Miliar di Cikarang
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
29 - Mar - 2023, 12:08
JATIMTIMES - Pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas yang melarang peredaran barang impor bekas masih kontroversial. Tak sedikit netizen yang membandingkan impor barang bekas dengan impor gula dan beras yang juga merugikan petani.
Meski masih pro kontra, tampaknya Zulhas semakin ketat memelototi dan mengawasi barang bekas impor. Pada selasa (28/3/2023), Zulhas memusnahkan 7.363 bal atau senilai Rp 80 Miliar berupa pakaian, sepatu, dan tas impor bekas. Pemusnahan secara simbolis itu dilakukan dengan cara dibakar di Tempat Penimbunan Pabean (TPP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Kementerian Keuangan, Bekasi.
Baca Juga : Pemerintah Impor 2 Juta Ton Beras, Serikat Petani: Tidak Tepat
Menurut Zulhas, hasil penindakan ini bukan hanya dilarang secara aturan, melainkan juga dilakukan secara ilegal atau diselundupkan diam-diam.
"Kalau yang bekas, impor ngga boleh artinya dilarang. Sekarang yang ditindak ini bukan saja tidak boleh atau dilarang, tapi ini selundupan, ilegal. Jadi yang diberantas ini hulunya," kata Zulhas, dikutip YouTube Kompas TV.
Saat ini Kemendag fokus memerangi peredaran pakaian bekas impor dengan memusnahkan atau membakarnya. Kemendag bekerja sama dengan penegak hukum untuk menangkap para produsen pakaian bekas impor.
Zulhas juga menyampaikan, impor barang dari luar negeri memang diperbolehkan. Namun yang dilarang adalah mengimpor barang bekas, termasuk pakaian, alas kaki, aksesori, hingga kompor.
"Yang kita perangi ini selundupan, jadi ilegal, yang masuk melalui jalan-jalan tikus itu. Karena aturannya enggak boleh makanya masuk lewat situ, jadi udah enggak boleh. Yang ilegal, itu yang kita musnahkan, yang kita sita dan musnahkan itu, antara lain pakaian bekas, itu yang kita tindak," kata Zulkifli.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani menyebutkan tindakan ini sebagai langkah bersama untuk melindungi UMKM. Di samping itu melindungi konsumen dari kemungkinan penyakit.
"Tegahan mencapai 7.363 bal yang nilainya bisa mencapai 80 miliar. Ini langkah bersama untuk melindungi ekonomi domestik kita dan juga dari sisi kesehatan, kita tahu barang-barang ini mengandung kuman, penyakit dan kita harus melindungi konsumen selain melindungi UMKM," ujar Askolani...