Helat Konferensi Internasional Iconetos, UIN Malang Hadirkan Akademisi dari Berbagai Negara
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Yunan Helmy
04 - Nov - 2022, 01:52
JATIMTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang terus meneguhkan diri sebagai kampus unggul bereputasi internasional. Salah satunya dengan gencar melakukan konferensi internasional.
Baru-baru ini, UIN Malang menggelar konferensi internasional dengan International Conference on Engineering, Technology, and Social Sciences (Iconetos).
Baca Juga : Kuatkan Kota Ramah Anak, Disdikbud Kota Malang Bentuk Satgas Anti Bully
Beragam tema ada dalam Iconetos. Namun tema besar yang diusung begitu lengkap, yakni Toward a Sustainable Future for Interdisciplinary Synergy of Education.
Kepala LP2M UIN Maliki Malang Prof Dr Agus Maimun dan Ketua Panitia Iconetos 2022 Muhammad Anwar Firdausy mengatakan, pihak panitia menghadirkan narasumber dari berbagai keilmuan. Dalam sesi awal, yang menjadi pembicara adalah Prof Taufik, ilmuwan Indonesia yang berkarya di Amerika Serikat dan menjadi salah satu guru besar di California Polytechnic State University.
Dalam paparan atau presentasinya berjudul Cultivating Creativities to Promote Innovations: Academic Experiences, Taufik menitikberatkan pada pendidikan untuk melatih kreativitas SDM (sumber daya manusia) di masa mendatang. Menurut dia, kolaborasi riset sangatlah penting antar-institusi maupun antar-negara. Sehingga, hal ini semakin membuka peluang untuk lebih berkembang satu sama lainnya.
"Kolaborasi riset antar-ilmuwan, juga antar-institusi dan antar-negara untuk membuka peluang yang lebih luas," paparnya.
Selain itu, ada Prof Peter Charles Taylor dari Murdoch University, Australia. Sesuai dengan konsentrasinya, Prof Taylor memaparkan transformasi Pendidikan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics). Pendekatan pembelajaran terpadu ini dinilai dapat memotivasi pencari ilmu untuk berpikir luas dalam menyelesaikan masalah di kehidupan nyata.
Di sesi kedua, peserta konferensi mendengar pemaparan narasumber asal Asia Tenggara, yakni Dr Ahmad Ginanjar Sya’ban dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia. Ahmad memaparkan soal moderasi beragama yang akhir-akhir ini digencarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Sumber yang ia pilih pun berasal dari manuskrip ulama Nusantara terdahulu. Dijelaskannya, bahwa sejak zaman dahulu, para ulama telah mengajak pentingnya bertoleransi, terutama di negara dengan berbagai agama resmi seperti Indonesia...