Wirda Mansur dan Logika Sedekahnya Dihujat, Netizen: Berbisnis dengan Tuhan
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Dede Nana
21 - Oct - 2022, 09:39
JATIMTIMES - Wirda Mansur, putri penceramah Yusuf Mansur kembali mendapatkan hujatan dari netizen. Kali ini, namanya trending di Twitter lantaran beberapa pernyataannya tentang logika bersedekah.
Dalam video yang diunggah @ZadytiaPravir memperlihatkan Wirda yang sedang bercerita sambil menyetir mobil. Dalam ceritanya perempuan yang pernah bermain film 'Cahaya Cinta Pesantren' itu memamerkan sedekahnya sejumlah Rp 200 juta. Dan tak lama kemudian Ia mendapatkan mobil seharga Rp 1,4 miliar. Wirda mengklaim mobil pemberian seharga Rp 1,4 miliar itu adalah balasan atas sedekahnya Rp 200 juta.
Baca Juga : Usai Cabut Laporan dan Buat Banyak Pihak Kecewa, Begini Kondisi Terkini Lesti Kejora
"ini mobil harganya 1,4 miliar, jadi gua harus sedekah kurang lebih Rp140 juta. Tapi gue sedekah Rp200 juta. Yaudah datang itu tamu (memberi mobil), malam-malam kan. tanpa tau, tanpa ada obrolan tentang mobil sama sekali," ungkapnya.
Sontak hal itu menggugah perhatian warganet. Beberapa sosok publik figur penceramah dan netizen mengomentari pernyataan dari penulis buku 'Reach Your Dream' itu.
Aktivis muda NU Kalis Mardiasih dalam akun Twitternya turut mengkritisi pernyataan dari Wirda Mansur. Menurut Kalis, sedekah dalam Islam adalah distribusi pendapatan.
"Al Hasyr: 7 (agar kekayaan itu tdk beredar di orang kaya yg itu2 saja), dlm Islam kekayaan ga boleh ditimbun, harta kita bukan 100% milik kita. Kita BUKAN NGASIH, tapi MENGEMBALIKAN HAK kaum marjinal," tulis akun @mardiasih.
Menurut anggota Gusdurian itu, pemahaman konsep sedekah buat dapat kekayaan yang lebih itu berbahaya sekali. "Jadi menganggap orang yang berhak menerima sedekah semata objek. Kemiskinan jadi objek poverty porn buat orang2 kaya. Bukan malah mempertanyakan konsep adil: kenapa mereka miskin dan saya kaya banget?," jelas perempuan berusia 30 tahun itu.
"Tujuannya (sedekah versi Wirda Mansur) jadi malah bukan distribusi pendapatan untuk membagi kesejahteraan kepada kelompok marjinal, mikirin gimana biar bisa sustain. Tapi berfokus ke diri sendiri, gimana biar dapat mobil 1,xx M. Gimana biar makin kaya lagi. Sedekah bukan begini. Itu pejabat namanya," lanjut Kalis menegaskan.
Oleh karenanya, Kalis mengajak semuanya agar sama-sama dan saling mengingatkan diri...