Ujian Kakek Yudi Saat Tinggal di Goa, Mengaku Mendapat Petunjuk selama 30 Tahun Bertapa
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
A Yahya
07 - Sep - 2022, 03:13
JATIMTIMES - Jatim Times mendapat kesempatan eksklusif untuk mengunjungi Yudi Iswantoro di Griya Lansia Husnul Khatimah, Senin (5/6/2022). Ketika dijumpai wartawan, kakek yang kini berusia 72 tahun tersebut nampak lemas dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.
Sembari menatap dinding di ruangan kamarnya, dia terlihat hanya bisa terdiam dan memilih irit bicara. Kulitnya terlihat kisut selayaknya orang tua. Sepintas hanya seperti tulang yang dibungkus kulit. Di sisi lain, lengan bagian atas juga terlihat ada bekas luka.
Baca Juga : Pemadaman Berlangsung 12 Jam, Kebakaran di Gudang Kayu Poncokusumo Sebabkan Kerugian Rp 300 Juta
Sederet kalimat tersebut sepertinya sebanding untuk menggambarkan kondisi kakek Yudi sang penghuni Goa Gunung Bale, Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Dalam perbincangan selama kurang lebih 15 menit, kakek yang kini sudah tinggal bersama dengan 82 lansia di yayasan yang ada di Kecamatan Wajak tersebut, selalu menggunakan bahasa jawa kromo inggil atau bahasa jawa halus.
Selain itu, wartawan media online ini juga harus mendekatkan diri untuk bisa berbincang dengan kakek Yudi. Sebab, kata yang diucapkan sangat lirih. "Enggeh leres, saking goa (iya benar, dari goa). Mulai 30 tahun lima bulan 80 hari," kata kakek Yudi dengan nada teramat lirih.
Selama puluhan tahun di goa, kakek Yudi mengaku menjalani sebuah ritual atau bertapa. Tujuannya untuk mendapatkan ilmu.
"Terus kulo lampahi ilmu wadal toro niku (Kemudian di goa saya menjalani ritual ilmu wadal toro). Ilmu kepingin sugeh saking gak nyambut gawe (Ilmu ingin kaya tanpa bekerja)," ulasnya sambil melihat langit-langit atap kamarnya.
Sembari bersedekap, kakek Yudi bercerita jika dirinya pernah membina rumah tangga dan memiliki tujuh orang anak. Namun, ketujuh orang anak beserta keluarganya tersebut terpaksa harus dia tinggal karena memilih untuk menetap di goa.
"Gadah yogo pitu (saya punya anak tujuh). Wonten ten Singosari, sien gadah, tapi gak dadi (anak saya ada yang tinggal di Singosari, dulu saya punya istri tapi tidak jadi alias cerai mati)," katanya.
Sepeninggal istrinya itulah, kakek Yudi akhirnya memilih tinggal di goa. Jauh dari peradaban manusia, dan hening karena jauh dari gemerlap dunia.
"Rakyat kulo sampun sedo, waduh supe pun dangu (Istri saya sudah meninggal, tapi saya lupa kapan)," sautnya dengan mata berkaca-kaca...