SBY-JK-Surya Paloh Bertemu, PDIP: Rakyat Nggak Pilih Tokoh yang Berambisi jadi 'King Maker'
29 - Jun - 2022, 05:15
JATIMTIMES - Dunia politik di Indonesia saat ini tengah ramai menjadi sorotan jelang Pilpres 2024. Salah satu yang sempat menjadi perbincangan adalah pertemuan antara Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla (JK) di Cikeas, Kamis (29/6/2022).
Pertemuan SBY dan JK itu lantas dinilai untuk mengalahkan PDI Perjuangan. Terlebih, di hari yang sama Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Ketum NasDem Surya Paloh.
Baca Juga : Menu Sarapan Sehat ala dr. Zaidul Akbar yang Nggak Bikin Gemuk
Pertemuan para petinggi politik itu lantas dikomentari oleh politisi PDIP Andreas Hugo Pareira.
Andreas mengatakan, rakyat tidak memilih para tokoh untuk menjadi 'king maker'. Namun, rakyat lebih memilih calon presiden pada 2024.
"Rakyat kan tidak pilih para tokoh-tokoh yang sedang berambisi jadi "King Maker". Rakyat akan pilih capres, toh," kata Andreas.
Lebih lanjut Andreas memahami, soal pertemuan SBY dan JK. Ia pun berkata, semua pasti ingin menang pada Pilpres 2024.
"Tapi sampai sekarang belum ada capresnya tuh," ucap Andreas.
Andreas pun mengaku pihaknya tidak khawatir soal anggapan PDIP ditinggal sendiri tanpa rekan koalisi. Justru, Andreas mengklaim banyak parpol lain yang ingin berkoalisi dengan PDIP.
"Kalau enggak percaya, tanya saja ke teman-teman petinggi partai," ucap Andreas.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, pertemuan SBY dan JK itu dilakukan demi kepentingan pemilu 2024. Adi menduga, pertemuan SBY dan JK untuk menyatukan visi yakni mengalahkan PDIP.
Adi lantas mengatakan, semakin kuatnya sinyal itu karena pertemuan antara SBY dengan JK bersamaan dengan pertemuan AHY dan Surya Paloh.
Baca Juga : Cerita Kapolres Tuban Kena Prank Pisang Cavendish dan Domba hingga Gigih Gagas Kampung Durian
"Kenapa saya sebut untuk kepentingan 2024. Pertama, NasDem menominasikan Anies Baswedan sebagai kandidat capres dan itu pilihan paling realitas untuk NasDem. Karena kalau Ganjar pasti bentrok dengan PDIP. Kalau Andika Perkasa pasti diprotes publik sebagai jenderal aktif yang tak boleh berpolitik. Maka pilihan rasional adalah Anies," kata Adi Prayitno...