Siapa Jagomu di Pilpres, Pilgub, dan Pilkada? Ikuti Penjaringan Media Ini
10 - Jun - 2022, 03:41
JATIMTIMES - Pesta Demokrasi 2024 masih dua tahun lagi. Namun, gaung pemilihan umum (pemilu) serentak itu sudah menggema mulai sekarang, utamanya pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) serta pemilihan kepala daerah (pilkada), baik provinsi maupun kota/kabupaten.
Untuk pilpres, sejumlah nama sudah dimunculkan sebagai bakal calon. Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jateng yang juga kader PDIP Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Ketua DPR yang juga salah satu ketua DPP PDIP Puan Maharani adalah nama-nama yang hampir tiap hari menghiasi pemberitaan sebagai bakal calon presiden.
Baca Juga : Kala Luhut Ngantuk di Acara KIB hingga Tak Sempat Berbincang dengan Ketum Parpol
Masih ada lagi nama-nama di luar partai politik maupun pemerintahan yang disebut-sebut layak menjadi bakal calon presiden. Antara lain mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, penceramah kondang Ustaz Abdul Somad, mantan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Di tingkat provinsi, meski tak seramai pilpres, sudah muncul juga nama-nama yang dijagokan sebagai bakal calon gubernur. Tentunya di luar nama petahana yang masih bisa maju lagi menjadi kontestan pemilihan gubernur (pilgub).
Salah satunya di Jawa Timur. Selain masuk survei sebagai salah satu bakal calon presiden, petahana Khofifah Indar Parawansa dijagokan kembali memimpin Jawa Timur. Namun, sejumlah tokoh disebut punya peluang menyaingi Khofifah. Misalnya Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Nyalla Mattaliti, Wagub Emil Dardak, dan mantan Bupati Lamongan Masfuk.
Di samping nama-nama itu, bukan tidak mungkin nanti muncul jago-jago lain sebagai bakal calon gubernur. Terutama dari kalangan wali kota maupun bupati. Apalagi pesta demokrasi 2024 masih dua tahun lagi. Bisa jadi partai-partai politik juga masih menyembunyikan jagonya untuk melihat peta persaingan.
Sejumlah nama juga mulai diangkat di tingkat kota/kabupaten sebagai bakal calon wali kota/bupati. Bursa nama yang cukup ramai terjadi di kota/kabupaten yang petahananya sudah tidak bisa mencalonkan lagi karena sudah dua periode. Persaingan di daerah yang seperti ini relatif berimbang karena semua calon dianggap "nama baru" daripada menghadapi petahana...