Mengenang Perjuangan Raden Darmadi Ayah Pahlawan PETA Shodanco Supriyadi, Rumahnya Layak Dijadikan Museum
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
29 - Mar - 2022, 05:02
JATIMTIMES- Pemerintah Kota Blitar segera merealisasikan pembangunan Museum Pemberontakan PETA di kawasan Monumen PETA di Jalan Shodanco Supriyadi, Kota Blitar. Untuk melengkapi museum, rencananya pemkot juga akan membeli rumah milik keluarga Pahlawan PETA Shodanco Supriyadi yang lokasinya tak jauh dari kawasan Monumen PETA.
Ya, masih jarang diketahui masyarakat tentang rumah Pahlawan PETA Shodanco Supriyadi. Rumah tersebut berada di tengah-tengah kota tepatnya di Jalan Shodanco Supriyadi nomor 46, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Rumah tersebut saat ini ditinggali oleh Suroto yang merupakan adik kandung dari Pahlawan PETA Supriyadi. Belakangan rumah tersebut lebih dikenal dengan sebutan Wisma Darmadi.
Baca Juga : Kantongi 39 Suara, Fattah Jasin Terpilih Jadi Wakil Bupati Pamekasan
Tampak depan bangunan, berciri khas model bangunan kolonial Belanda yang masih belum mendapat renovasi. Sekitar halaman terlihat berdebu dan ada ranting-ranting pohon. Pada tahun 1933 ayah Supriyadi yakni Raden Darmadi bertugas di wilayah Nganjuk. Sedang Supriyadi kecil pada waktu itu ikut Darmadi dan sekolah di daerah bapaknya berdinas.
‘’Wisma Darmadi merupakan kediaman keluarga tokoh pahlawan Indonesia, yang tak lain adalah Soedhanco Supriyadi, kepala pasukan PETA pemrakarsa perlawanan memperjuangkan hak- hak rakyat dari belenggu Kependudukan Jepang di Indonesia, terutama di Blitar,’’ kata Sejarawan Ferry Riyandika kepada JATIMTIMES, Senin (28/3/2022).
Dijelaskan Ferry, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer bentukan Jepang pra Proklamasi Indonesia. Adapun fungsi dari Pasukan PETA sebagai salah satu upaya membantu Jepang melawan Sekutu dalam kancah Perang Asia Pasifik. Di Blitar, markas PETA berada di lokasi yang saat ini dijadikan sebagai Monumen PETA.
‘’Markas pasukan ini terletak yang kita kenal sebagai Monumen PETA. Sekaligus berdekatan di sisi barat rumah atau Wisma Darmadi berada,’’ terangnya.
Sama seperti rumah bersejarahnya yang jarang diketahui orang, kiprah Raden Darmadi dalam perjuangan melawan Belanda juga kurang begitu dikenal. Dijelaskan Ferry, pasca peristiwa di Blitar, Raden Darmadi yang menjabat sebagai Patih Nganjuk ditahan di Kantor Kopetai Blitar (Museum PETA). Raden Darmadi kemudian diangkat menjadi Bupati Blitar pada tanggal 23 Oktober 1945. Raden Darmadi menjabat bupati selama kurang lebih dua tahun hingga tahun 1947...