Hero Tito Disiplin dan Tekun Berlatih sejak Kecil, Datang ke Sasana Lari 4 Kilometer
Reporter
Hendra Saputra
Editor
Yunan Helmy
04 - Mar - 2022, 01:58
ATIMTIMES - Karakter menjadi petinju hebat nasional sudah terbentuk dalam diri Hero Tito sejak masih kecil. Bukan hanya karena kemauan keras. Hero Tito juga sangat disiplin dan tekun berlatih sejak kecil.
Petinju kelahiran 27 September 1986 bernama asli Heru Purwanto itu memasuki dunia tinju sejak kelas enam sekolah dasar (SD). Dari kelas enam itu, Hero dibentuk dan ditempa hingga menjadi juara World Professional Boxing Federation (WBPF) kelas ringan tahun 2016.
Baca Juga : Hero Tito Dimakamkan di Pakis, Tetangga Kenang Sikap Rendah Hatinya
Kesaksian itu diungkapkan mantan pelatih Hero Tito saat menjadi petinju amatir, Muchamad Jaeni (55). Tiga tahun Jaeni melatih Hero, mulai kelas enam SD hingga masuk sekolah menengah atas (SMA).
Hero saat pertama ke sasananya, yakni Sasana Lesanpuro BC Kota Malang, langsung tertarik ingin dilatih Jaeni. “Awalnya dia ikut di sasana tinju di Kecamatan Tumpang. Dua minggu tutup, terus ke sini,” kata Jaeni di rumah duka Hero Tito di Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Kamis (3/3/2022) malam.
Mulanya, Jaeni tidak serta merta menerima Hero sebagai muridnya. Dia ingin Hero lebih dulu mendapatkan izin dari orang tuanya ketika ikut sasananya.
“Saya suruh orang tuanya tanda tangan persetujuan. Terus orang tuanya datang dan diizinkan. Itu saya langsung berani melatih,” kenang Jaeni.
Selama dilatih, Hero kecil memang sudah menunjukkan sikap kedisiplinan tinggi dan kesungguhan berlatih dalam dunia tinju. Meski jarak rumah Hero cukup jauh dari sasana, sekitat 4-5 kilometer, petinju dengan julukan The Lion itu tetap rutin datang ke sasana dengan berlari.
“Jaraknya jauh. Terus saya bilang kamu mau nggak lari? Dia jawab iya mau dan akhirnya lari dari rumahnya di Pakis sampai Lesanpuro Kota Malang,” kata Jaeni.
Setiap hari Hero berangkat ke sasana di pinggiran Kota Malang dari rumahnya di Kabupaten Malang dengan berlari. Dan hal itu dilakukannya selama tiga tahun.
“Dan sampai di sasana, saya beri Hero porsi latihan lebih besar. Kan kalau awal porsinya harusnya empat ronde. Tapi kalau Hero, saya beri delapan ronde. Tapi saya tanya dulu ke dia 'iso a le?' (mampukah kamu?) Dia menyanggupi. Dan ya bisa dia,” ungkap Jaeni.
Yang membuat Jaeni kagum, Hero tidak pernah absen atau membolos latihan. Enam hari dalam seminggu, Hero selalu menghabiskan waktu untuk berlatih tinju di sasana tersebut selama dua sampai tiga jam...