JATIMTIMES - Meninggalnya petinju Hero Tito di Jakarta pukul 16.45 Kamis (3/3/2022) membuat warga Malang berduka. Rumah duka Hero Tito di Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, pun didatangi warga serta kerabat dan sanak saudara.
Sejak Kamis sore hari, meski gerimis, banyak pelayat yang datang ke rumah petinju bernama asli Heru Purwanto itu. Pelayat memadati rumah-rumah tetangga Hero Tito. Maklum, rumah Hero Tito atau orang tuanya masih dalam tahap perbaikan sejak sebulan lalu. Rumah itu pun masih tampak dalam bentuk setengah jadi.
Baca Juga : Bupati Pamekasan bersama PLN UP3 Madura Berikan Ratusan Paket Bantuan Korban Banjir
“Iya ini semua adalah kerabat dan tetangga yang ikut berduka cita. Saat ini kami menunggu jenazah yang berada di Jakarta dan datang besok (Jumat (4/3/2022),” kata Kusnadi, paman Hero Tito.
Kusnadi telah mendapat informasi bahwa jenazah Hero Tito akan tiba Jumat pagi. Rencananya, begitu datang, jenazah akan langsung dimandikan di depan rumahnya. Setelah itu, jenazah Hero Tito dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Banjarejo. “Rencananya akan dimakamkan di TPU desa,” ujar Kusnadi.
Putra pasangan Kusmiati dan Misran itu dikenal Kusnadi sebagai sosok yang rendah hati, meski namanya sudah dikenal seantero Nusantara. Bahkan Hero yang merupakan anak terakhir dari empat bersaudara itu dikenal suka bersilaturahmi atau berkunjung ke rumah saudara-saudaranya.
“Dia itu silaturahmi suka. Nggak sombong. Kalau ada waktu, selalu silaturahmi ke saudara-saudaranya. Baik di mata saudara,“ ungkap Kusnadi.
Terpisah, teman ayah Hero Tito sekaligus tetangganya, Sugeng (70), mengatakan petinju kelahiran 27 September 1986 itu ringan tangan kepada tetangganya. Bahkan hal itu rutin dilakukan usai Hero mengikuti kejuaraan.
“Dia itu (kalau meraih) juara malah tidak menutup diri. Tetangganya pasti ditemui semua. Istilahnya kalau orang Jawa, royal orangnya ke tetangga. Bagi-bagi rezeki,” ungkap Sugeng.
Di mata tetangga, Hero juga sosok yang murah senyum dan selalu ikut kegiatan warga sekitar. Bagi tetangganya, tidak ada kesan Hero menjadi superstar ketika sudah berbaur dengan tetangga.
Baca Juga : Serahkan LKPD Tercepat se-Indonesia, Kota Madiun Kembali Raih WTP Pertama Nasional
“Dia itu malah kayak bukan petinju. Dia itu senyum terus kayak orang biasa. Bukan kayak petinju terkenal,” kata Sugeng.
Petinju berjuluk The Lion itu wafat sekitar pukul 16.45 WIB tadi di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta. Hero dirawat selama empat hari di rumah sakit tersebut karena koma usai mendapat pukulan uppercut lawan tandingnya, James Mokoginta, di ronde ke-7 pada ajang Holywings Sport Show di Holywings Club V Gatsu, Minggu (27/2/2022).
Hero Tito mengawali debutnya sebagai petinju pada 28 Februari 2004. Berbagai gelar nasional pernah Tito raih. Salah satunya di ajang Kejuaraan Tinju Dunia Sabuk Emas Xanana 2016 di Timor Leste.
Selain itu, Hero Tito pernah menyabet sabuk gelar juara dunia WPBF (World Professional Boxing Federation) kelas ringan pada 2016. Tito juga pernah meraih juara nasional 2012 kelas bulu 57,1 kilogram, juara nasional 2013 kelas bulu 57,1 kg, juara nasional 2016 kelas ringan junior 58,9 kg, dan juara nasional 2017 kelas ringan junior 58,9 kg.
Sepanjang karirnya di atas ring, petinju dengan julukan The Lion itu telah melakukan 45 pertandingan dengan 27 kemenangan, 11 kali menang KO, 6 kalah KO, dan dua pertandingan berakhir seri.