Silmy Karim, Dirut Krakatau Steel yang Diusir DPR, Spesialis BUMN Sakit dan Punya Kekayaan Rp 205 Miliar
Reporter
Desi Kris
Editor
Yunan Helmy
15 - Feb - 2022, 06:33
JATIMTIMES - Direktur Utama (Dirut) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim menjadi sorotan setelah diusir dari DPR, Senin (14/2/2022). Peristiwa itu terjadi saat Silmy Karim mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR.
Saat itu, Silmy Karim beradu pendapat dengan Wakil Ketua Komisi VII Bambang Haryadi selaku pimpinan rapat. Adu pendapat itu lantas berujung pada pengusiran Silmy dari ruang rapat. Bahkan Bambang Haryadi menyebut Silmy Karim tidak menghargai DPR.
Baca Juga : Komisi B Minta Diskominfo Pemkot Surabaya Bantu Pemasangan WiFi untuk PJJ
Namun, Silmy banyak mendapat pembelaan dari netizen hingga aktivis terkait pengusiran itu. Mereka menyebut pengusiran itu hanya bentuk aogansi DPR.
Lantas siapakah sosok Silmy Karim sebenarnya Dikutip melalui laman krakatausteel.com, Silmy Karim menjabat sebagai direktur utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sejak September 2018. Sebelum bertugas di Krakatau Steel, Silmy menjabat sebagai dirut di PT Pindad dan PT Barata.
Silmy Karim lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada 19 November 1974. Saat ini dia berumur 47 tahun.
Awalnya, Silmy dikenal sebagai seorang profesional muda yang berkecimpung dalam bidang pertahanan dan industri pertahanan. Setelah berhasil menangani beberapa BUMN yang sedang bermasalah, ia dijuluki sebagai direktur utama spesialis “BUMN sakit”.
Di tangannya, Krakatau Steel yang rugi selama bertahun-tahun hingga hampir bangkrut berhasil bangkit dan meraih keuntungan besar pada 2021 lalu. Performa hebat Krakatau Steel itu diharapkan terus meningkat tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya.
Silmy juga pernah bertugas di berbagai institusi pemerintah seperti Kementerian Pertahanan, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Sebenarnya, Silmy Karim tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang militer dan pertahanan. Namun, ia mendapat kesempatan menempuh pendidikan kemiliteran dan pertahanan atas prakarsa Wakil Menteri Pertahanan saat itu Sjafrie Sjamsoeddin.
Lulusan sarjana ekonomi Universitas Trisakti itu mengenyam pendidikan militer dan pertahanan di luar negeri. Mulai dari NATO School di Jerman hingga ke Harvard University dan Naval Postgraduate School di Amerika Serikat.
Berbekal pengetahuan dari hasil pendidikan itu, Silmy Karim menjadi salah satu pakar di Indonesia pada bidang manajemen pertahanan dan national security...