Catatan Akhir Tahun 2021, Fokus Lumajang Tangani Dampak Erupsi Semeru (1)
Reporter
Moch. R. Abdul Fatah
Editor
A Yahya
04 - Jan - 2022, 01:09
JATIMTIMES – Sekitar pukul 15.30, Sabtu 4 Desember 2021, kabar duka itu mulai menyebar di media sosial. Gunung Semeru Lumajang memuntahkan Awan Panas Guguran (APG). Tak ada yang menyangka dampaknya akan sebesar sekarang ini. Banyak yang memperkirakan hanya APG biasa, seperti yang selama ini terjadi.
Namun ternyata abu vulkanik nyaris mengurung dua desa, yakni desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro dan Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo Lumajang. Ternyata ribuan orang harus mengungsi malam itu, dan sejumlah orang dinyatakan hilang.
Baca Juga : Januari-Februari Cuaca Ekstrim Bakal Melanda Kota Batu, Warga Diimbau Waspada Bencana
Ya, cerita duka itu dimulai. Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq dan Wabup Lumajang Ir. Hj. Indah Amperawati malam itu juga memutuskan menginap di kawasan bencana, untuk memastikan kondisi masyarakat di dua desa tersebut.
Jalan-jalan sulit dilalui, karena tumpukan abu vulkanik yang menggunung, dan malam itu tentu saja masih cukup panas untuk dilewati. Dimulailah usaha evakuasi kepada warga yang masih terjebak dikawasan berbahaya tersebut. Ternyata jumlahnya ribuan, dan upaya evakuasi butuh waktu dan tenaga yang cukup besar.
Kabar ini terus menyebar, dan bantuan mulai berdatangan. Minggu (5/12) tenda-tenda pengungsi mulai berdiri, sejumlah organisasi kemasyarakatan mulai berdatangan untuk memberikan bantuan.
Sebelumnya Sabtu (4/12) malam, Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq mengumumkan kondisi tanggap darurat, dan menyampaikan kebutuhan bantuan untuk para pengungsi. Makanan, pakaian, dan sejumlah kebutuhan sejak malam itu mulai berdatangan.
Sementara pengungsi yang jumlanya terus bertambah dipusatkan di Lapangan Sumbermujur dan lapangan Penanggal Kecamatan Candipuro. Sementara warga terdampak dari desa Supit Urang dipusatkan di Desa Oro-oro Ombo Kecamtan Pronojiwo. Ini tidak termasuk sejumlah titik lain, dimana warga sebisanya menyelamatkan diri bersama keluarganya.
Jembatan Gladak Perak yang putus digerus APG yang dibawa air hujan menjadika kesulitan tersendiri bagi mobilisasi bantuan dan relawan. Akses ke Kecamatan Pronojiwo tak bisa dijangkau. Gladak Perak yang selama ini menjadi penghubung antara Candipuro dan Pronojiwo, menjadi puing-puing dan tinggal kenangan.
Minggu 5 Desember menjadi hari tersibuk bagi Kabupaten Lumajang. Semua kekuatan mulai dikerahkan, BPBD, TNI, Polri, Ormas, komunitas yang ada di Lumajang dan dari luar Lumajang mulai mendirikan posko...