IPM Bangkalan Masih Rendah, Aktivis Muda ini Dorong Pemkab Lebih Jeli Potensi Literasi
Reporter
Imam Faikli
Editor
Pipit Anggraeni
30 - Sep - 2021, 03:32
JATIMTIMES - Minat baca tulis di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur (Jatim) hingga saat ini bisa dikatakan sangat rendah.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Abdullah Sahuri, salah satu tokoh pemuda di Kecamatan Galis, yang saat ini menggandrungi dunia literasi. Dia menyebutkan, bahwa kabupaten yang memiliki julukan Kota Dzikir dan Sholawat itu hingga saat ini dinilai lemah dalam bidang literasi, khususnya di bidang baca tulis.
Baca Juga : DPRD Banyuwangi Sepakati Rencana Perubahan APBD Tahun 2021
Tidak sembarang dia mengutarakan kondisi tersebut. Pria yang juga merupakan founder pendekar literasi itu mengutarakan, sesuai hasil analisa di lapangan, bisa dilihat kondisi perpustakaan Bangkalan, yang menurutnya sangat lemah dan sepi pengunjung.
"Sejauh saya menggeluti dunia literasi, banyak saya jumpai rendahnya minat baca. Terutama di kalangan anak muda yang diklaim generasi andalan dengan tagline Bonus Demografi. Coba kita lihat, Perpustakaan Bangkalan aja sepi pengunjung, mungkin karena ada pandemi kali ya," ucap pria yang akrab disapa Aab itu, sambil tersenyum kepada BangkalanTIMES, Rabu (29/9/2021).
Tidak hanya dilihat dari perpustakaan saja, dia juga menyinggung terkait kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bangkalan. Apakah kata dia, Bangkalan akan seterusnya berada di angka paling rendah se-Jawa Timur.
Harusnya, pihak pemerintah kabupaten (Pemkab) Bangkalan, khususnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, lebih jeli dalam menarik masyarakat Bangkalan. Sehingga lebih giat lagi dalam urusan literasi khususnya Baca Tulis.
"Jantung dari perkembangan pola fikir manusia ini saya kira ada di sejauh mana kita menggeluti literasi, khususnya dalam bidang membaca, ya, saya rasa kita sama-sama taulah, bagaimana manfaat membaca itu," kata dia yang juga seorang penulis buku dengan judul 'Aku Malas Membaca' itu.
Tidak asal mengkritik, pria yang juga menjabat sebagai ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Galis ini memberikan solusi, bahwa Bangkalan kata dia dipandang perlu adanya 'Duta Baca', hal itu sebagai terobosan baru untuk mempelopori masyarakat agar sadar literasi.
"Saya kira, Bangkalan perlu adanya Duta Baca, toh memang belum ada. Kita butuh simbol agar ada pelopor untuk masyarakat bisa sadar Literasi," cetusnya dia dengan nada yakin...