Misteri Kematian Pemimpin Belanda 21 September: Benarkah Dibunuh Wanita Mata-mata?
21 - Sep - 2021, 06:34
JATIMTIMES - Hari ini, Selasa (21/9/2021) tepat 392 tahun meninggalnya Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jan Pieterszoon Coen atau JP Coen. Hingga kini penyebab kematian JP Coen pun masih menjadi misteri, begitu juga dengan keberadaan makamnya.
Sebagai informasi, JP Coen 2 kali menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yakni pada 18 April 1618 sampai 31 Januari 1623 dan 30 September 1627 sampai 21 September 1629. Ia lahir di Hoorn, Noord Holland pada 1586.
Baca Juga : Korban Meninggal Lakalantas Tuban Meningkat 2,8 Persen dari Tahun Lalu
Sosoknya dikenal sebagai pemimpin Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang menaklukkan Jayakarta. Bahkan, saat berhasil menaklukkan Jayakarta pada 30 Mei 1619, Coen membumihanguskan seluruh kota pelabuhan yang terkenal pada abad ke-17 tersebut.
Ia lalu mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia (Batavieren) dan membangunnya sebagai kota pelabuhan terkenal sehingga dijuluki 'Queen of the East' atau Ratu dari Timur. Awalnya Coen ingin menggunakan nama Nieuw Hoorn seperti kota kelahirannya, namun usul itu ditolak oleh pimpinan VOC di Belanda.
Dipilih nama Batavia karena untuk menghormati Suku Batavia yang dianggap sebagai leluhur bangsa Belanda dan digunakan sampai 1942. JP Coen yang dijuluki Mur Jangkung diketahui meninggal di Batavia pada 21 September 1629.
Namun, terdapat 2 versi berbeda mengenai penyebab kematian Coen. Menurut versi Belanda, Coen meninggal karena kolera yang kini lebih dikenal dengan muntah darah. Sedangkan versi lainnya meyakini bahwa kematian Coen akibat serangan bala tentara Sultan Agung dari Mataram. Dari kedua versi ini lalu diyakini jika Coen meninggal karena terjangkit wabah kolera yang sengaja disebarkan oleh pasukan Mataram di Sungai Ciliwung.
Diceritakan, setelah penyerangan pertama pada Oktober 1628, Sultan Agung kembali menyerang Batavia untuk kedua kalinya pada 1629. Pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur berangkat pada Mei 1629, sedangkan pasukan kedua dipimpin Adipati Juminah berangkat Juni 1629.
Kegagalan serangan pada 1628 diantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbung beras yang tersembunyi di Karawang dan Cirebon. VOC yang menggunakan mata-mata, Tumenggung Endranata, berhasil menemukan dan memusnahkan semua lumbung beras tersebut...