PHE WMO Klaim CSR dan Program PPM Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Utara Bangkalan
Reporter
Imam Faikli
Editor
Moch. R. Abdul Fatah
17 - Sep - 2021, 02:11
JATIMTIMES - Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan program tanggungjawab sosial (corporate social responsibility) PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) yang diluNcurkan selama ini telah membantu upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Bangkalan, Madura, khususnya di sekitar wilayah pesisir utara.
Hal ini dikemukakan General Manager (GM) Zona 11 Regional 4 Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina Muhammad Arifin, dalam pertemuan dengan DPRD Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, di gedung paripurna, Kamis (16/9/2021).
Baca Juga : Bupati Kediri Dampingi Pangkoarmada II Tinjau Vaksinasi Covid-19 dengan 35.000 Dosis
"Selama ini kami sudah melaksanakan program CSR di Kecamatan Klampis, Kecamatan Sepulu, dan Kecamatan Tanjungbumi. Berangkat dari permasalahan yang ada di masyarakat dan hasil sosial mapping kami menggagas beberapa program pemberdayaan masyarakat. Intinya kami ingin keberadaan perusahaan harus bermanfaat dan memiliki multiplier effect bagi masyarakat sekitar. Kami memadukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan pelestarian lingkungan," kata Arifin sapaan akrabnya itu.
Selain itu, lanjut Arifin, program PHE WMO di Desa Labuhan dimanfaatkan untuk wisata laut dan Taman Pendidikan Mangrove.
"Kami mendukung salah satu dari 21 program prioritas Bupati Bangkalan, untuk menyelamatkan lingkungan menyusul hilangnya fungsi hutan mangrove dan tingginya tingkat abrasi di delapan kecamatan di Bangkalan," lanjut Arifin.
Hasilnya kata dia, sudah bisa dirasakan saat ini. Salah satunya ada peningkatan kerapatan mangrove seluas 4.300 hektare. Selain itu, kehadiran Taman Pendidikan Mangrove juga melindungi 40 spesies burung dan 29 jenis mangrove. Program ini juga memberdayakan 145 kepala keluarga mantan pekerja migran, tiga pelopor bank sampah, dan 1.500 penerima manfaat tidak langsung, yakni kaum wanita yang terberdayakan.
"Sementara dampak ekonominya, peningkatan pendapatan kelompok, potensi multiplier effect, kontribusi pemerintahan desa, dan sumber daya masyarakat. Total nilai SROI (Social Return Of Invesment, Red) sekitar Rp 3 miliar hasil valuasi ekonomi hutan mangrove. SROI ini adalah penghitungan nominal aspek aspek manfaat yang diterima masyarakat, penghematan, biaya lingkungan setelah berjalannya program," katanya.
Tidak hanya itu, PHE WMO juga membuat wisata pasir putih di Tlangoh, di lokasi tempat penambangan pasir...