Risiko Tertular hingga Dihajar Warga, Cerita Bablo yang Bertahan Jadi Relawan Covid-19
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Pipit Anggraeni
30 - Aug - 2021, 03:45
JATIMTIMES - Peduli terhadap sesama, sekiranya itulah yang ada di benak Widarto (37), warga Desa Sukolilo, Kecamatan Jabung yang sehari-hari menjalani profesi sebagai seorang relawan. Bahkan, mungkin tidak hanya di dalam benaknya saja untuk bersikap peduli. Namun sepertinya, kepedulian itu sudah tertancap di hatinya.
Sebelumnya, tak muncul dalam benaknya ia akan menjadi relawan covid-19 seperti yang dijalankannya sekarang. Mengevakuasi bahkan memakamkan ratusan jenazah covid-19 yang bukan tidak mungkin ditakuti sebagian masyarakat lantaran risiko tertular yang tinggi.
Baca Juga : Covid-19 Varian AY.12 Muncul di Israel, Turunan Terbaru Setelah Delta Plus
Bahkan hingga kini, pria yang akrab disapa Bablo itu memilih tetap bertahan sebagai relawan. Padahal, banyak diantara rekannya yang memilih mundur sebagai tim relawan pemulasaraan jenazah semenjak kemunculan varian delta dan varian covid-19 lainnya yang disebut lebih ganas dalam penularannya.
Pria kelahiran Pujon 9 Maret 1984 menyebut jika yang dia kerjakan itu merupakan panggilan hati. Meski pernah merasakan kengerian, namun dia memilih untuk tetap berdampingan menanggulangi pandemi ini.
Dia pun bercerita jika aktivitasnya sebagai relawan saat ini sangat padat dibandingkan saat sebelum pandemi. Masuk ke dalam Tim 8 Pemakaman Satgas Covid-19 Kabupaten Malang, Bablo biasanya bertugas mengevakuasi jenazah pasien Covid-19. Mulai dari menjemput dari Rumah Sakit (RS) se-Kabupaten Malang hingga proses pemakaman. Tentu semua harus dilakukan secara protokol kesehatan.
"Saat ini tugas saya menjemput, mengevakuasi jenazah Covid-19. Sampai memakamkan juga. Dalam satu hari, bisa 8 sampai 10 jenazah yang harus saya antar hingga memakamkan," ujar Bablo saat ditemui di sela waktu dia bertugas belum lama ini.
Risiko tertular Covid-19 jelas ia hadapi. Namun ternyata, hal itu tidak membuat semangatnya surut. Bermodal tekad dan mengaku karena panggilan hati, tugas berisiko itu tetap ia lakukan. Apalagi, dengan beredarnya kabar muncul varian baru, ternyata membuat sebagian rekan relawannya memilih untuk mundur untuk menjadi petugas evakuasi jenazah pasien Covid-19.
"Bagaimana lagi, saya terpanggil untuk bisa berkontribusi dalam penanganan musibah pandemi ini. Ya harus kami lakukan, mengantar hingga mengebumikan jenazah tersebut. Kalau risiko jelas ada, tapi ya memang itu risikonya," imbuh Bablo...