Jenazah Ditolak Warga Gegara Disangka Meninggal Covid-19, Ini Penjelasan Camat Kesamben
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
05 - Aug - 2021, 06:57
BLITARTIMES - Camat Kesamben angkat bicara pasca salah satu warga yang meninggal di dalam mobil hingga mendapat penolakan dari warga. Dilaporkan seorang warga Kecamatan Kesamben bernama Wondo (38) meninggal dunia di dalam mobil setelah pulang mencari rumah sakit di Kepanjen Malang.
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp oleh awak media, Camat Kesamben Setiyana membenarkan jika ada warganya bernama Wondo (38) meninggal dunia di dalam mobil saat perjalanan pulang ke Blitar, usai mencari rumah sakit di Kepanjen Malang.
Baca Juga : Tabrak Tronton di Tol Jomo, Sopir dan Kernet Truk Tewas di Lokasi
"Pak Wondo meninggal kemarin, Selasa (3/8/2021). Semua lancar saja," kata Setiyana, Rabu (4/8/2021) kemarin.
Namun demikian, Setiyana membantah jika sempat ada penolakan dan keluarga kesulitan untuk menguburkan jenazah. Saat itu menurutnya ada miskomunikasi antara pihak keluarga dengan warga setempat. Mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, jenazah Wondo diminta untuk di tes swab antigen, untuk memastikan apakah ia terpapar Covid-19 atau tidak. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dan memutus penularan Covid-19.
"Malam itu setelah ada kabar bahwa almarhum kritis saya langsung belanja APD di Jugo sebanyak 15 APD. Semua sudah kami siapkan di kantor desa," tulis pihak Pemerintah Desa Kesamben melalui pesan WhatsApp yang kemudian diteruskan oleh Setiyono.
Diberitakan sebelumnya, seorang warga Kabupaten Blitar bernama Wondo dilaporkan meninggal dunia dan jenazahnya ditolak warga. Penolakan ini karena diduga Wondo meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
Informasi yang dihimpun BLITARTIMES, Wondo diketahui merupakan warga asal Desa Kesamben, Kecamatan Kesamben. Dia meninggal dunia di dalam mobil setelah mengeluh demam selama tiga hari. Dia terlambat mendapatkan pertolongan.
Baca Juga : Wali Kota Blitar Serahkan Bantuan Sembako CSR Bank Jatim untuk Pertuni dan PKL
Keterlambatan penanganan ini setelah seluruh rumah sakit menolak karena sudah penuh. Rumah sakit beralasan sudah tidak ada ruang untuk pasien...