Sosiologi Fisipol Unisba Blitar Gelar Jagongan Santai, Kupas Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Tradisi Jawa
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
02 - Aug - 2021, 11:37
BLITARTIMES - Pandemi covid-19 yang belum berakhir tak menyurutkan sivitas akademika Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar berkreasi melalui kegiatan berkualitas. Seperti Program Studi Sosiologi Unisba yang kali ini sukses menggelar Jagongan Santai di Kopi Cak Nopi (Jasan di KKCN) pada Sabtu (17/7/2021). Jagongan ini mengupas kepemimpinan dan budaya organisasi pada perspektif tradisi Jawa.
Informasi yang diterima BLITARTIMES, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pengabdian masyarakat dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Unisba Blitar. Kegiatan ini diikuti ratusan peserta melalui Zoom Meeting. Peserta yang hadir dari kalangan dosen, mahasiswa, aktivis dan masyarakat umum tampak antusias mengikuti jalannya kegiatan.
Baca Juga : Tekan Kasus Kematian Akibat Covid-19, Wali Kota Blitar Resmikan Rumah Isolasi Terpusat
Jagongan Dantai kali ini menghadirkan sejumlah narasumber. Masing-masing Faizal Kristanto, SE MAP (kepala sekolah SDI Ma’arif Kota Blitar yang merupakan sekolah berstandar internasional) dan Harmaji SPd. MSi (sosiolog/budayawan). Hadir juga dalam agenda ini , Kiai Sugianto (praktisi pendidikan/ tokoh masyarakat), Nanang Arifin ( guru MAN Kota Blitar). Bertindak selaku moderator, Novi Catur Muspita SPd MSi (ketua Program Studi Sosiologi Unisba Blitar), Fandi Sudiasmo MSi (dosen Sosiologi Fisipol Unisba Blitar) sebagai host dan Fandu Dyangga Pradeta MPd (dosen Sosiologi Fisipol Unisba Blitar) sebagai co-host
“Alhamdulilah, kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan suskes. Peserta sangat antusias. Semoga ilmu yang didapat bermanfaat,” kata Kaprodi Sosiologi Unisba Blitar Novi Catur Muspita.
Menurut Novi, pelaksanaan kegiatan ini dilatarbelakangi mulai maraknya budaya Barat dan westernisasi yang memengaruhi pola pikir dan perilaku generasi muda. Ya, kemudahan akses internet membuat generasi muda dan anak-anak usia sekolah mulai PAUD, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi intens dalam menggunakan internet.
“Dewasa ini di internet banyak menyuguhkan tayangan dan iklan serta budaya asing melalui FB, WA. Internet, TikTok, Instagram dan berbagai media sosial lainnya yang tidak semuanya menyuguhkan hal yang sesuai dengan tradisi dan budaya Jawa. Nah dalam hal ini kami memandang perlu ada filter dan fondasi kepribadian yang kuat serta kokoh untuk mampu mengfilter berbagai pengaruh. Belum lagi informasi provokasi, radikalisme, hoax, kekerasan dan pornografi yang tak henti-hentinya bertebaran di media sosial,” imbuh Novi.
Sementara itu dalam paparannya, Faizal Kristanto menambahkan pentingnya peran kepemimpinan dan budaya organisasi yang dikomandani orang tua di tingkat institusi pendidikan...