Kebahagiaan Tukinem, Dapat Hadiah Rumah Kokoh setelah Kena Musibah Gempa
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
02 - Jul - 2021, 10:55
BLITARTIMES -Suasana bahagia sedang dirasakan Tukinem (85). Warga Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupate Blitar, itu kini bisa beristirahat dengan nyaman di rumahnya.
Sebelumnya rumah Tukinem nyaris roboh akibat gempa bumi beberapa waktu lalu. Kini rumah janda lansia itu sudah berdiri kokoh. Bahkan lantai rumah yang dulu hanya berupa tanah kini sudah diganti keramik.
Baca Juga : Sempat Arungi Ganasnya Selat Bali, Kapal LCT Putri Sritanjung I Nasibmu Kini!
Pembangunan kembali rumah Tukinem diinisiasi oleh Polres Blitar bersama TNI. Kegiatan bakti sosial ini juga melibatkan masyarakat sekitar. Seluruh elemen bergotong-royong membantu Tukinem agar memiliki hunian yang layak.
“Hasil gotong royong yang kami lakukan akhirnya mampu merenovasi rumah milik Mbah Tukinem dan dapat kita selesaikan hanya dalam waktu sekitar 16 hari," kata Kapolres Blitar AKBP Leonard M. Sinambela,saat penyerahan rumah kepada Mbah Tukinem yang telah selesai diperbaiki, Jumat (2/7/2021).
Kapolres yang akrab disapa Leo itu menambahkan, meski dinisiasi Polres Blitar, banyak pihak yang kemudian ikut andil dalam menyukseskan renovasi rumah milik Mbah Tukinem. Sumbangan dalam bentuk dana dan tenaga banyak diberikan oleh orang-orang yang peduli.
“Banyak bantuan tenaga dari warga sekitar. Saya baru meyakini bahwa budaya gotong royong di masyarakat kita itu sebenarnya masih kuat. Begitu ada inisiasi dari kami, mereka kemudian langsung ikut membantu," tukasnya.
Sementara itu, Tukinem menceritakan kondisinya selama menempati rumah miliknya. Tukinem yang asli warga Boro dulu pernah merantau ke Aceh. Ia kemudian pulang ke kampung halamannya setelah sang suami meninggal. Ditambah lagi dua anak dan beberapa cucunya hilang saat bencana gempa dan tsunami menerjang Aceh 2004 lalu.
Saat kembali ke Desa Boro, Tukinem mengaku tidak memiliki uang yang cukup untuk membangun rumah yang cukup kuat. Bangunan rumah milik Tukinem hanya berupa dinding batako tanpa besi penguat maupun semen yang memadai. Sehingga saat gempa melanda, bangunan rumah miliknya roboh.
Baca Juga : Baca Selengkapnya