Hukum Ghibah saat Bulan Puasa, Begini Penjelasannya
Reporter
Franzeska Anisa Timur
Editor
A Yahya
20 - Apr - 2021, 10:18
INDONESIATIMES – Berpuasa tidak hanya menahan lapar, haus, dan emosi saja, namun juga menahan nafsu, termasuk lisan dan tulisan agar tidak menyakiti hati atau menyinggung perasaan orang lain.
Menjaga lisan sendiri mengacu pada untuk menghindari ghibah. Ghibah termasuk dengan membicarakan/bergunjing aib orang lain.
Baca Juga : Jotun Berkah Berlimpah Rejeki Hari Raya Hadir di Graha Bangunan, Disambut Baik Customer
Dilansir dari CNN Indonesia, Ustazah Shoimah Kastolani mengungkapkan bahwa perintah menjaga lisan ini terkandung dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 70. Yakni terkait dengan hubungan antara takwa dan perkataan yang benar, di mana tujuan Ramadan adalah meningkatkan ketakwaan.
“Betapa pentingnya menjaga lisan, sebab bila hati terlanjur luka oleh lisan, tak mudah menyembuhkan hati yang tergores karena ucapan. Meski tak berbekas akan selalu terngiang, bahkan hingga akhir hidupnya,” ucap Ustazah Shoimah Kastolani.
Untuk itu, Ustazah Shoimah Kastolani menyampaikan agar lebih baik diam dibandingkan bicara namun melukai hati lawan bicara.
Lanjut Shoimah, bahwa puasa memang tidak membatalkan puasa, “Agar berkualitas puasanya, pengendalian diri dari nafsu syahwat, termasuk nafsu bicara kotor, harus diikhtiarkan. Memang, mengumpat, berghibah tidak sampai membatalkan puasa,” ujarnya.
Baca Juga : Baru Dibuka, Pemkot Malang Bakal Gelar Rakor untuk Evaluasi Sekolah Tatap Muka
Shoimah juga menambahkan, berghibah ketika berpuasa akan mengurangi pahala yang didapat saat bulan suci Ramadhan.
“Memang ghibah, mencela orang, dan mencaci orang tidak membatalkan tapi bisa mengurangi pahala puasa. Ingat, ada empat golongan orang yang dicintai di surga, salah satunya adalah orang yang menjaga lisanyanya,” tuturnya...