Sejumlah Aktivis Pemerhati Sampah di Gresik Merapat Lakukan Aksi di Sidoarjo
Reporter
Muhammad Al Faris
Editor
Yunan Helmy
10 - Apr - 2021, 03:33
GRESIKTIMES - Usai melaksanakan mediasi bersama bupati dan Dinas Lingkungan Hidup di pendapa Pemkab Gresik, sejumlah aktivis pemerhati sampah yang berasal dari Gresik merapat ke Kabupaten Sidoarjo. Mereka menyuarakan aspirasi atas dampak dari sampah plastik terhadap lingkungan.
Aksi itu dilakukan karena baru-baru ini mahasiswa Jurusan Biologi UINSA Surabaya melakukan penelitian mikroplastik terhadap biota air (kupang, udang dan ikan) di pesisir Sidoarjo yang telah terkontaminasi mikroplastik.
Baca Juga : Tuntutan Turunkan Kadis DPMPTSP Bangkalan Mendadak Lunak setelah Mediasi
“Sumber utama mikroplastik adalah dari tas keresek, styrofoam, sedotan, botol air minum sekali pakai dan sachet. Sampah-sampah plastik ini berasal dari perilaku masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya dan berakhir di perairan (sungai),” ujar Thara Bening Sandrina, koordinator aksi.
Lebih lanjut, Thara menyatakan bahwa minimnya sarana tempat sampah dan pengolahan sampah yang disediakan oleh Pemkab Sidoarjo membuat banyak sampah plastik tercecer di perairan, lahan kosong, bantaran sungai.
“Dibutuhkan pembatasan atau larangan penggunaan plastik sekali pakai di masyarakat. Sidoarjo butuh perda pembatasan atau perda larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, sedotan, styrofoam, botol air minum sekali pakai, popok dan sachet. Karena jenis-jenis plastik ini susah didaur ulang, maka kita harus mengurangi,” ungkap Azis, koordinator brigade evakuasi popok yang juga meminta Pemkab menyediakan sarana TPS 3R di setiap desa di Sidoarjo.
Gerakan #stopmakanplastik mengajak semua orang untuk tidak menggunakan tas keresek, sedotan, botol air minum dalam kemasan, popok, styrofoam dan sachet. Gerakan itu dimulai dari anak muda. "Kami pemuda Indonesia akan berpartisipasi untuk Indonesia bebas sampah plastik melalui panca satya millenia,” ungkap Thara Bening.
Baca Juga : Baca Selengkapnya