Banyak Ortu di Tulungagung Datangi Psikolog karena Anaknya Kecanduan HP akibat Belajar Daring
Reporter
Anang Basso
Editor
A Yahya
18 - Mar - 2021, 03:18
TULUNGAGUNGTIMES - Puluhan orang tua mendatangi psikolog karena anaknya kecanduan handphone. Hal ini berkaitan dengan sarana belajar mengajar yang menggunakan Handphone (HP) selama pembelajaran dalam jaringan (daring) di masa pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir.
Salah satu psikolog di Tulungagung, Ifada Nur Rohmaniah mengatakan dirinya telah menerima sekitar 25 orang tua siswa yang anaknya mengalami kecanduan handphone.
Baca Juga : Istimewa, Mantan Pejabat di Tulungagung Dapat Suntikan Vaksin Covid-19 di Hotel Mewah
"Alhamdulillah (pasien yang konsultasi) banyak. Kalau terkait belajar daring, ada sekitar 25 orang kurang lebih, itu mulai (yang anaknya sekolah) SD, SMP, SMA," kata Ifada, Kamis (17/03/2021).
Anak yang kecanduan HP, kecanduan games menurut Ifada bukan tanpa sebab. Semua pihak bisa menyalahkan anak, karena anak yang kecanduan games bermula karena ada kekosongan jiwa.
"Merasa kesepian, minim perhatian, kurangnya kegiatan yang akhirnya diisi dengan games sehingga menjadi terpola sebagai kebiasaan," ujar psikolog yang praktek di Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim No.10, Hutan, Kauman, Kecamatan Tulungagung ini.
Berkaitan dengan belajar daring, memang merupakan respons terhadap situasi pandemi Covid-19 yang terjadi. Aturan pola baru yang tersistematis perlu mendapat perhatian dan kewaspadaan karena efek jangka waktu lama untuk menggunakan hp atau gadget akan berdampak pada radiasi.
"Mekanisme kerja otak yang terpola pada durasi yang lama bila tanpa kontrol yang diterapkan, misal jeda 15 menit untuk gerak tubuh atau melakukan hal manual lain seperti mewarna, main rubik dan hal lain yang bisa membantu meregangkan otot mata, ketegangan otak karena cahaya dan radiasi dalam menatap," paparnya.
Diakuinya, ada anak-anak yang semenjak diberlakukan belajar daring, karena ingin tahu, mencoba aplikasi Games. Kemudian bermain Game berkelompok karena dianggap seru dan punya pengalaman baru. Hal ini merupakan awal mula kecanduan. "Bila orang tua atau orang dewasa tak ambil kontrol, dampaknya akan terjadi pada pola terbiasa dengan gadget dan tak seimbang dengan kegiatan manual," jelasnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya