Pemilihan Rektor UIN Malang, Guru Besar Ini Minta Panitia Singkirkan Calon Bermasalah
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Yunan Helmy
16 - Mar - 2021, 01:30
MALANGTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang mulai memasuki masa kontestasi pemilihan rektor 2021-2025. Penjaringan bakal calon rektor kini juga telah dimulai oleh panitia penjaringan yang diketuai Dr H Badruddin MHI.
Diketahui sebelumnya, terdapat 15 guru besar dari internal UIN Maliki yang berpeluang maju dan mendaftar sebagai bakal calon rektor.
Baca Juga : Lagi-Lagi Banjir dan Pohon Tumbang, Wali Kota Malang Beberkan Penyebabnya
Salah satu guru besar yang berpeluang dan akan maju mendaftar sebagai bakal calon rektor UIN Maliki periode 2021-2025 adalah Prof Dr Suhartono SSI MKom. Guru besar bidang ilmu komputer itu menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon rektor UIN Malang. "Ini keterpanggilan dan kepedulian saya terhadap UIN Maliki," ucap guru besar berusian 54 tahun itu.
Saat ini, Suhartono mengaku telah melakukan persiapan pendaftaran yang dimulai pada 25 Maret 2021 hingga 31 Maret 2021. "Saya telah menerima format bagaimana pendaftaran. Saya sudah melakukan tes kesehatan, termasuk inventarisasi ijazah maupun surat keputusan (SK) sudah saya kumpulkan. Mungkin satu minggu ini selesai," ungkapnya.
Suhartono mempunyai harapan agar rektor terpilih nantinya adalah orang-orang yang memang memiliki kapabilitas dan track record yang baik. "Tak terpilih tidak apa-apa. Yang penting kami berusaha tentu untuk kebaikan dan kemajuan kampus. Tapi satu hal yang kami inginkan adalah pemimpin yang terpilih adalah pemimpin yang bersih," tandasnya.
Menurut Suhartono, norma maupun marwah akademik harus ditegakkan dan benar-benar dijaga. Sehingga bilamana terdapat calon-calon yang memang melanggar norma-norma akademik, seperti halnya plagiat, tentunya sangat tidak layak dalam mengemban amanah sebagai rektor yang harus menjaga marwah dan norma akademik.
Kasus plagiat sendiri merupakan sebuah pelanggaran aturan dan etika yang serius dalam dunia akademik. Plagiarisme adalah bentuk disintegritas atau ketidakjujuran yang merupakan musuh dunia pendidikan.
"Jangan sampai seperti kampus lain. Setelah terpilih, kemudian malah tersandung kasus seperti itu (plagiat). Ada gugatan terkait plagiat. Kan ini tentunya tidak baik bagi akademik maupun lembaga. Kami menginginkan pemimpin itu bebas dari itu," ucapnya...