Pemilik Servis HP Ini Nombok Rp 25 juta, Gara-Gara 16 HP Diembat Pegawai Baru
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
A Yahya
17 - Nov - 2020, 02:17
Gufron Galih Fitriawan (26), pemilik kios Service Handphone (HP) di Jalan Simpang Sulfat Selatan nomer 2, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, rugi Rp 25 juta. Pasalnya, ia harus menomboki dan mengganti 16 hp servisan dari pelanggannya yang diservis lantaran telah dicuri.
Namun, yang lebih miris lagi, pelaku yang mencuri hp servisan dari para pelanggannya adalah teknisinya sendiri, yang baru satu bulan bekerja. Pelaku memiliki nama samaran Nur, namun dari informasi yang diperoleh korban, pelaku memiliki nama asli Bobby, asal Jambi.
Baca Juga : Unikama Diakui Maju Pesat dalam Pengelolaan Kampus, STKIP PGRI Jombang Jalin MoU
Korban yang ditemui di lokasi kios, menjelaskan, kejadian tersebut terjadi sekitar tanggal 5 November 2020. Saat itu, korban tengah berada di lantai dua, sementara pelaku berada di lantai satu. Sekitar pukul 07.30 WIB, korban turun ke lantai bawah untuk mengecek pelaku yang sehari-harinya tidur di lantai bawah.
"Saat itu saya lihat orang sudah keluar. Setelah itu saya tunggu-tunggu, hingga saya buka konter pukul 12.00 wib, pelaku ini juga belum datang-datang. Tapi saat itu belum curiga, karena saya lihat tas pelaku ini masih ada," bebernya.
Namun setelah pukul 17.00 wib, terdapat salah satu pelanggan yang akan mengambil hp yang diservis, namun saat itu ketika korban mencari HP pelanggannya Oppo A5S, hp tersebut tak ditemukan oleh korban.
"Saya cek semua akhirnya saya dapati ada 16 HP totalnya yang hilang dari berbagai merek, tapi yang paling mahal ada iPhone 7. Totalnya, sekitar Rp 25 juta. Dan HP yang dibawa pelaku ini semua HP servisan, yang ada di etalase, kalau yang rusaknya parah sama pelaku nggak dibawa," jelasnya.
Dijelaskannya, jika korban pertama kali kenal dengan pelaku di Malang Plaza. Saat itu, pelaku tengah berada di sebuah konter HP milik temannya. Pelaku saat itu juga tengah melamar pekerjaan untuk menjadi teknisi.
"Namun karena teman saya nggak menerima, akhirnya saya ngobrol. Dia ngaku asal Jambi, setelah ngobrol dia kemudian ikut kerja di tempat saya. Saya niatnya menolong, tapi nggak taunya malah begini," bebernya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya