Wajib Bawa Bekal dari Rumah, Giliran SMPN 8 Malang Lakukan Simulasi Sekolah Tatap Muka
Reporter
Arifina Cahyati Firdausi
Editor
Nurlayla Ratri
19 - Aug - 2020, 06:03
Setelah hampir 6 bulan siswa-siswi sekolah melakukan pembelajaran secara daring, kini SMPN 8 Malang mulai melakukan uji coba atau simulasi sekolah dengan tatap muka, Rabu (19/8/2020).
Geliat raut kesenangan tampak di wajah siswa-siswi SMPN 8 Malang yang memulai pembelajaran hari ini. Meski, dalam pelaksanannya mereka tetap harus mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Baca Juga : Belajar Daring Tetap Asyik dan Tumbuhkan Kreativitas Siswa, Ini Rumusnya
Dari pintu gerbang sekolah, semua siswa-siswi yang akan masuk wajib dicek suhu terlebih dahulu. Setelahnya, mereka harus mencuci tangan pakai sabun yang telah disiapkan persis di kanan dan kiri antar pintu gerbang. Lalu, masing-masing siswa mulai memasuki kelasnya.
Setiap siswa juga wajib memakai masker dan face shield. Di dalam kelas, para siswa juga harus jaga jarak, satu kelas yang biasa diisi oleh 32 siswa kini dibatasi separuhnya atau 16 orang saja. Para siswa juga tidak diperkenankan pindah bangku dan harus duduk sesuai dengan nama dan nomor absensinya.
Salah satu siswa kelas 9, Miftahul Rayyan Alfarezy mengaku senang bisa kembali ke sekolah. Banyak hak yang dikangeni, hingga merasa jika melakukan pembelajaran daring banyak tak memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.
"Senang, ada kangennya juga. Kayak lebih paham mempelajari pelajaran, kalau daring banyak nggak paham. Misalnya olahraga itu kan nggak bisa praktek. Terus sekarang bisa interaksi sama teman-teman lagi, jadi senang nggak di rumah saja, senang bisa sekolah lagi," ungkapnya.
Meskipun selain membawa buku pelajaran, kini dia juga harus membawa hand sanitizer, tisu basah, tisu kering, bekal, masker, hingga face shield sebagai protokol kesehatannya.
Langkah dia rupanya juga mendapat dukungan dari orangtuanya, Ayu Diawi Ismayawati. Meski sempat merasa dilema untuk mengizinkan anaknya kembali ke sekolah, tapi melihat aktivitas anaknya ia pun akhirnya menyetujui.
Selama, ketika di sekolah memang harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Bahkan dirinya juga secara langsung yang mengantar jemput anaknya sekolah.
"Sebenarnya kita dilema, satu sisi kalau kita banyak faktor jika dilakukan daring saya lihat pengalaman sendiri ada tiga anak semua belajar di rumah, bunda ini gimana ini gimana. Anak-anak kurang paham pelajaran. Jadi saya sangat setuju sekolah lagi, asalkan protokol yang ada harus dijalankan...