UIN Malang Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Biologi
Reporter
Imarotul Izzah
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
13 - Aug - 2020, 12:56
Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang), Prof Dr Abdul Haris MAg mengukuhkan dua guru besar, Rabu (12/8/2020). Salah satunya yakni Guru Besar Dalam Bidang llmu Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), Prof Dr drh Hj Bayyinatul Muchtaromah MSi.
Bertempat di Gedung Rektorat lantai 5, Prof Bayyinatul memaparkan orasi ilmiahnya yang berjudul "Pengembangan Jamu Tradisional Berbasis Nano Teknologi (Suatu Upaya Standarisasi dan Saintifikasi Herbal di Indonesia)".
Baca Juga : Cegah Penularan Covid 19, Mahasiswa KKN UMM Kenalkan Tanaman Herbal di Pamekasan
Penggunaan tanaman obat menjadi budaya pengobatan tradisional secara turun temurun di Indonesia. Obat tradisional yang ada di Indonesia ini kita kenal dengan sebutan jamu.
Jamu adalah produk ramuan bahan alam asli yang digunakan untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan, kebugaran, dan kecantikan. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah.
Namun, dikatakan Prof Bayyinatul jamu masih belum punya dasar saintifikasi yang bagus.
"Artinya, belum ada penelitian yang memperkuat bagaimana penggunaan jamu, kemudian dosis yang dibutuhkan itu sebenarnya mestinya berapa, kemudian cara penggunaannya, seperti apa efek sampingnya, dan seterusnya," terangnya ditemui usai pengukuhan.
Selain itu, rata-rata jamu berdosis cukup besar dengan rasa yang kurang enak (biasanya pahit), cara penyajiannya pun tradisional. Hal ini mendasari Prof Bayyinatul membuat inovasi terkait bagaimana agar bentuk jamu itu dibuat sebagai nanopartikel melalui teknologi nano.
"Di era modern ini, nanoteknologi berkembang pesat di berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan. Saya yakin upaya pengembangan jamu tradisional atau herbal berbasis nanoteknologi akan memberikan manfaat dan memiliki peran yang besar dalam upaya standarisasi dan saintifikasi herbal di Indonesia," katanya.
Kata dia, pengembangan jamu tradisional namun berbasis nanoteknologi merupakan suatu upaya standarisasi dan saintifikasi jamu di Indonesia.
Jamu memang telah diterima di kalangan masyarakat sebagai pengobatan, namun belum tentu diterima di kalangan medis sebagai alternatif obat. Hal ini yang mendorong keberadaan saintifikasi jamu...