Waspada! Kemasan Makanan Cepat Saji Ditemukan Bisa Picu Penyakit, Berikut Penjelasannya
Reporter
Desi Kris
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
07 - Aug - 2020, 10:02
Makanan siap saji memang banyak digemari oleh masyarakat. Kenikmatan yang dirasakan pada makanan tersebut membuat nafsu makan meningkat.
Contoh saja seperti burger dan kentang goreng. Namun, ternyata kita harus tetap perlu waspada lantaran kemasan makanan siap saji disebut bisa memicu berbagai penyakit.
Baca Juga : Angka Kematian Covid-19 Malang Raya Dinilai Tertinggi Se-Indonesia, Begini Respon Sutiaji
Karena beberapa kemasan makanan siap saji ditemukan mengandung bahan kimia beracun yang berbahaya bagi kesehatan.
Hal tersebut ditemukan melalui sebuah penelitian yang digagas oleh kelompok lingkungan Toxic-Free Future dan Mind the Store.
Laporan tersebut berjudul "Packaged in Polution: Are Food Chains Using PFAS in Packaging?" dan dirilis pada Kamis (6/8/2020).
Dilansir dari CNN, dalam penemuan tersebut dikatakan telah ditemukan bahan kimia jenis perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl (PFAS) di kemasan yang pada umumnya digunakan untuk membungkus kentang goreng dan burger.
Tak hanya kertas pembungkus makanan, PFAS berkonsentrasi tinggi juga ditemukan di mangkuk 'ramah lingkungan' yang dipakai di beberapa tempat kuliner di Amerika Serikat.
Kendati demikian jangan khawatir, tak semua pembungkus makanan siap saji mengandung bahan kimia.
Ada beberapa pembungkus yang aman digunakan untuk menyajikan makanan siap saji. Sebagai informasi, PFAS adalah zat kimia anti-air dan minyak yang biasanya digunakan dalam berbagai produk konsumen.
Baca Juga : Hotel Kota Malang Gelar Simulasi Pernikahan di Tengah Pandemi, Dinkes Tekankan Hal Ini
Sedangkan burger dan kentang goreng merupakan dua makanan yang paling mungkin dikemas oleh kemasan tersebut.
Center for Disease and Prevention Control (CDC) AS lantas mendefinisikan jika PFAS sebagai 'masalah kesehatan masyarakat'.
Sejumlah bukti telah memperlihatkan bahaya dari PFAS pada tubuh.
Beberapa penelitian menemukan jika paparan PFAS bisa memicu sejumlah penyakit seperti kerusakan hati, gangguan kekebalan tubuh, gangguan endokrin, hingga kanker...