Menikmati Keindahan Desa Taji, Wisata Kaki Langit di Malang
Reporter
Pipit Anggraeni
Editor
Yunan Helmy
02 - Sep - 2019, 04:56
Wisata alam menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagi para pecinta alam. Pemandangan yang indah dan segar membuat rasa penat akan rutinitas pekerjaan hilang seketika. Puncak gunung terkadang menjadi pilihan orang-orang untuk menghabiskan akhir pekan bersama rekan atau keluarga.
Tapi buat yang tak punya waktu lebih untuk mendaki gunung, tak perlu khawatir. Sebab, wisata kaki langit yang berada di Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, telah hadir belum lama ini.
Taji menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Bertamasya atau sekadar menghabiskan waktu weekend bersama keluarga tampaknya pas dilakukan di sana.
Jarak yang harus ditempuh dari pusat Kota Malang memang tak sebentar. Kurang lebih membutuhkan waktu sekitar satu jam 30 menit. Namun perjalanan panjang itu tak akan pernah membosankan. Soalnya, di setiap jalan menuju desa, Anda akan disapa dengan pemandangan yang cantik serta keramahan penduduk lokal.

Saat sudah memasuki kawasan Desa Wisata Kopi Taji, maka Anda akan mendapat banyak pemandangan indah yang ciamik. Selain itu, ada banyak spot foto dengan background Gunung Semeru, Gunung Lawangan, Gunung Kukusan, hingga Gunung Arjuno dan Gunung Kawi yang memang memutari kawasan tersebut.
Warga Desa Taji, Sukron, menyampaikan, deretan spot foto dan penataan kampung baru dilakukan awal tahun 2019. Masyarakat secara mandiri mendirikan beberapa spot foto hingga lahan parkir yang nyaman bagi para pengunjung. Semuanya dirembuk bersama warga untuk kemudian menjadikan Desa Taji sebagai salah satu tujuan wisata.
"Ide awalnya dari Pak Heri, babinsa di sini, dan kami masyarakat secara mandiri mengerjakan semua. Karena secara perlahan ternyata banyak wisatawan yang memilih datang berwisata di sini, kemudian berkembang warung dan tempat ngopi," terangnya kepada MalangTIMES.
Meski selama ini dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat sekitar dan tanpa sentuhan Pemerintah Kabupaten Malang, Sukron mengatakan, sederet fasilitas secara perlahan mulai dikembangkan. Para wisatawan tak hanya disuguhkan dengan pemandangan indah, tapi juga dapat menikmati sederet olahan kuliner khas pedesaan yang hanya dibandrol Rp 10 ribu per porsi.
Menariknya, sistem yang digunakan adalah all you can eat. Para tamu akan dihidangkan banyak olahan kuliner pedesaan dan dapat mengambil sendiri makanan yang akan disantap. Beberapa olahan yang disajikan seperti sayur santan, tahu, tempe, telur, ikan asin, dan yang paling jadi primadona adalah sambal bakar.