Mengintip Pembuatan Kamera ‘Jadul’ yang Terbuat dari Kayu
Reporter
Mahrus Sholih
Editor
Redaksi
29 - Sep - 2015, 03:42
JEMBERTIMES - Bagi warga Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, nama Muji Laksono (50) hanyalah dikenal sebagai seorang tukang kayu biasa yang sering membuat lemari, kusen pintu dan mebeler sederhana berbahan kayu.
Namun bagi pecinta fotografi di Kota Jember, Muji Laksono dikenal sebagai seorang pembuat kamera kayu. Jenis kamera kayu yang ia buat adalah Daguerreotype. Pembuatan replika Daguerreotype itu dilakukan Muji di belakang rumahnya yang sederhana.
Dalam membuat kamera, jenis kayu yang biasa digunakan Muji adalah kayu mahoni yang berumur tua diatas 20 tahun. Muji bercerita, awalnya dia tidak pernah membayangkan bakal membuat kamera kayu. Suatu hari dirinya didatangi oleh seorang fotogafer sekaligus kolektor kamera yang minta dibuatkan kamera dari kayu. Berbekal kamera kayu kuno bekas dari si fotografer, muji mulai mempelajari ukuran dan bentuk kamera kayu.
“Yang paling susah itu membuat pusat titik bakar di kamera, karena letaknya harus presisi antara lensa depan dan belakang, Kalau tidak pas proses pembuatan foto bisa gagal atau terbakar,” ujar Muji.
Sedangkan untuk mencari lensa, Muji terkadang harus keliling kota, mendatangi pasar-pasar loak untuk mencari lensa yang cocok dengan kamera kayu buatannya. Kamera kayu buatan Muji ini ada dua jenis, dengan ukuran 30 cm x 20 cm dan 100 cm x 50 cm. Satu unit kamera kayu dipasaran dijejaring komunitas kolektor, setiap unitnya bisa laku antara belasan hingga puluhan juta rupiah. Sedangkan Muji hanya mendapatkan ongkos pembuatannya saja dari pemesan.
Untuk waktu pembutannya, kata Muji, bisa seminggu hingga satu bulan tergantung tingkat kesulitannya. “Ya itu tadi yang suit cari lensanya dan kayu mahoni yang umurnya tua,” ungkap pria berkacamata ini.
Hasil karya Muji ini diapresiasi oleh kalangan pecinta fotografi, Agung Kurniawan misalnya. Pemilik studio foto di Jember ini menceritakan, ada seorang temannya yang minta difoto dengan tema tempo dulu, lengkap dengan properti lawas seperti kamera kayu. Berbekal informasi yang didapat, Agung pun mendatangi Muji untuk dibuatkan kamera kayu.
“Selain digunakan sebagai properti atau pajangan, kamera kayu ini juga bisa digunakan untuk membuat foto, namun untuk mendapatkan film negatif atau klisenya agak susah. Biasanya kita mencarinya dari sesama kolektor atau pesan online dari luar negeri,” ujar Agung.
Agung berharap, kamera kayu buatan Muji mendapat dukungan dari pemerintah setempat untuk peningkatan perekonomian, melalui industri kreatif dan juga bisa dijadikan sebagai media edukasi bagi anak-anak sekolah yang mau belajar tentang fotografi...