JATIMTIMES - Belakangan ini, fenomena bediding ramai diperbincangkan masyarakat Indonesia. Meski sedang berada di musim kemarau yang identik dengan cuaca panas, banyak wilayah justru mengalami suhu dingin yang menusuk, terutama pada malam hingga dini hari.
Fenomena ini bukanlah hal baru, namun tetap perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita gangguan pernapasan.
Baca Juga : Anggaran Infrastruktur Kota Malang 2025 Turun, Tapi Proyek Prioritas Tetap Jalan
Apa Itu Bediding?
Mengutip penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bediding merupakan istilah lokal untuk penurunan suhu yang cukup drastis pada awal atau puncak musim kemarau. Fenomena ini biasanya terjadi antara Juli hingga September, dipengaruhi angin muson timur yang berasal dari Benua Australia.
Pada siang hari, suhu bisa tetap tinggi dan matahari terasa terik. Namun, begitu malam tiba, suhu anjlok drastis, menciptakan perbedaan suhu yang ekstrem antara siang dan malam. Langit cerah dan udara kering ikut memperburuk kondisi ini, sehingga hawa dingin makin terasa menusuk tulang.
Dampak Bediding pada Kesehatan
Perubahan suhu ekstrem akibat bediding bisa memicu berbagai gangguan kesehatan, seperti:
• Menggigil atau kedinginan berlebihan
• Serangan asma atau alergi
• Migrain
• Penurunan daya tahan tubuh
• Stres akibat perubahan suhu mendadak.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, dikutip dari Halodoc, “Perubahan suhu ekstrem bisa melemahkan sistem imun tubuh, sehingga lebih rentan terkena infeksi seperti flu, ISPA, bahkan masalah kulit.”
Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan agar tetap fit meskipun cuaca berubah drastis? Berikut sejumlah tips agar tetap sehat disaat bediding melanda.
5 Tips Tetap Sehat Saat Bediding Melanda
1. Perbanyak Minum Air Putih
Musim kemarau sangat rentan membuat tubuh kehilangan cairan. Meski hawa dingin terasa menenangkan, risiko dehidrasi tetap ada. Usahakan minum minimal dua liter air putih setiap hari agar tubuh tetap terhidrasi, membantu mengatur suhu tubuh, dan mendukung sistem kekebalan.
Baca Juga : Kenangan Indah Bersama Mas Imam Aziz
dr. Dyah Novita Anggraini menegaskan, “Hidrasi yang cukup adalah kunci menjaga fungsi organ tubuh tetap optimal, terutama saat kondisi cuaca ekstrem.”
2. Olahraga Ringan Setiap Hari
Jangan jadikan dinginnya udara alasan untuk malas bergerak. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, yoga, atau bersepeda selama 30 menit per hari. Aktivitas fisik membantu memperkuat daya tahan tubuh, sekaligus menjaga kesehatan mental.
3. Konsumsi Makanan Bergizi
Perkuat sistem imun tubuh dengan asupan buah dan sayur segar. Nutrisi dari makanan sehat membantu mencegah berbagai penyakit yang kerap muncul di musim kemarau, seperti flu, ISPA, diare, atau tipes.
4. Istirahat Cukup
Tidur yang cukup sangat penting untuk pemulihan tubuh dan meningkatkan produksi antibodi. Orang dewasa disarankan tidur minimal 7 jam per malam agar tetap bugar dan terhindar dari penyakit.
5. Hindari Aktivitas di Luar Rumah Saat Siang Terik
Meski malam terasa dingin, siang hari bisa sangat terik. Hindari aktivitas di luar ruangan pada pukul 10.00 hingga 14.00 untuk mencegah heat stroke, dehidrasi, atau iritasi kulit akibat sinar UV berlebih.
Tetap Waspada, Jaga Kesehatan
Fenomena bediding adalah bagian dari siklus alam yang rutin terjadi setiap musim kemarau. Meski tidak berbahaya secara langsung, perubahan suhu yang drastis bisa menjadi pemicu berbagai penyakit jika tidak diantisipasi.
Jika Anda mengalami gejala kesehatan yang mengganggu saat musim kemarau, segera konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan menjaga pola hidup sehat, mencukupi asupan cairan, serta memperhatikan kondisi cuaca, Anda tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan bugar meskipun fenomena bediding melanda.