JATIMTIMES - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) buka suara terkait tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada Rabu (2/7/2025) malam, Selat Bali. Kapal milik operator swasta PT Raputra Jaya itu dikonfirmasi tenggelam saat tengah berlayar di lintasan Ketapang-Gilimanuk.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menjelaskan, kejadian tersebut pertama kali terpantau pada pukul 23.20 WIB. Saat itu, KMP Tunu Pratama Jaya mengalami gangguan dan menyampaikan permintaan bantuan melalui saluran komunikasi radio.
Baca Juga : Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya: 4 Tewas, 38 Hilang di Selat Bali
"Berdasarkan informasi yang dihimpun, kapal mengalami blackout pada pukul 23.35 WIB. Tidak lama berselang, kapal tersebut terbalik dan hanyut ke arah selatan, dengan posisi terakhir tercatat pada koordinat -08°09.371', 114°25.1569'," ungkapnya ketika dikonfirmasi, Kamis (3/7/2025).
Pihaknya menegaskan, penanganan tanggap darurat dan proses evakuasi dipimpin langsung oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Wangi dan Basarnas, serta didukung penuh oleh seluruh unsur terkait, termasuk ASDP.
"Hingga saat ini, sembilan kapal SAR telah dikerahkan untuk melakukan pencarian dan penyelamatan, terdiri dari dua kapal Basarnas, dua kapal KSOP, dua kapal milik PT Raputra Jaya, dua KRI TNI AL, dan satu kapal dari unsur Polairud," papar Shelvy.
Data awal menyebutkan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal, serta 22 unit kendaraan. Saat ini, belum ada informasi resmi mengenai jumlah korban atau kondisi seluruh penumpang, mengingat operasi SAR masih berlangsung intensif di lokasi kejadian.
"ASDP menyampaikan empati yang mendalam atas musibah ini. Saat ini, kami fokus mendukung proses evakuasi dan penyelamatan yang dilakukan oleh otoritas berwenang, serta memastikan tidak ada gangguan layanan pada lintasan penyeberangan lainnya," tandasnya.
Baca Juga : PPPK Kejaksaan 2025 Resmi Dibuka, Klik SSCASN untuk Mendaftar
ASDP juga mengimbau masyarakat, khususnya pengguna jasa penyeberangan di lintas Ketapang-Gilimanuk, untuk tetap tenang, waspada terhadap kondisi cuaca, dan mengikuti arahan resmi dari otoritas pelabuhan.
"Situasi operasional di pelabuhan tetap dikendalikan secara ketat dengan mengedepankan aspek keselamatan pelayaran," ujarnya.