JATIMTIMES – Gedung Graha Pancasila Among Tani, Kota Batu, menjadi saksi lahirnya tonggak baru sinergi antara dunia pendidikan tinggi dan pemerintahan daerah. Sebanyak 16 rektor dari perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) se-Jawa Timur menandatangani Komitmen Hijau Berkelanjutan bersama Wali Kota Batu Nurochman belum lama ini.
Kegiatan yang dikemas dalam Rapat Kerja Paguyuban Rektor PTN-PTKIN Se-Jatim ini tak sekadar seremoni. Di balik penandatanganan itu, tersimpan semangat kolaboratif untuk mengakselerasi tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), seiring langkah menuju Indonesia Emas 2045.
Baca Juga : Dorong Ekonomi Desa, Menteri Desa Apresiasi Sinergi Bank Jatim dengan Pemkab Malang
Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA selaku tuan rumah menegaskan, kampus harus melampaui fungsi akademik semata. “Kampus bukan hanya pusat ilmu, tapi juga harus menjadi pionir dalam perubahan sosial dan lingkungan,” tegasnya dalam sambutan.
Menurutnya, kemitraan dengan Pemerintah Kota Batu melalui penandatanganan MoU ini membuka peluang nyata bagi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan lingkungan.
Ketua Paguyuban Rektor PTN-PTKIN Jatim, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes, menyoroti pentingnya optimalisasi sumber daya manusia di setiap kampus. Ia mengajak para pimpinan perguruan tinggi untuk merespons dinamika zaman dengan semangat gotong royong berbasis keilmuan. “Dalam menyikapi era demokrasi ini, kita bisa mengambil sikap positif sebagai bentuk ikhtiar bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Nurochman, S.H., M.H., membuka lebar peluang kolaborasi antara pemerintah daerah dan institusi pendidikan tinggi. “Kota Batu sangat terbuka untuk menjadi living laboratory, laboratorium hidup bagi pengembangan teknologi ramah lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, fokus pembangunan Kota Batu ke depan mengarah pada sektor agro-kreatif berkelanjutan. Salah satu program prioritas adalah Botanical Garden Spiritual, sebuah taman botani yang menggabungkan unsur keindahan alam dengan sentuhan spiritualitas.
Tak hanya itu, lanjut Nurochman, “kami juga ingin memperkuat peran desa dan kelurahan melalui alokasi dana Rp 5 miliar sebagai bentuk dukungan pada otonomi lokal yang kuat dan berdampak.”
Sementara itu, dokumen komitmen yang ditandatangani berisi enam poin strategis:
1. Mendukung percepatan pencapaian SDGs di Indonesia.
2. Integrasi prinsip SDGs dalam kebijakan, kurikulum, riset, dan pengabdian masyarakat.
3. Transformasi kampus dan kota menjadi pusat inovasi hijau.
4. Pengurangan jejak karbon dan efisiensi energi.
5. Penguatan kolaborasi lintas sektor melalui skema pentahelix.
6. Edukasi publik dan pelibatan generasi muda dalam pelestarian lingkungan.
Komitmen bersama ini menegaskan bahwa isu lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga menjadi panggilan tanggung jawab akademik. Rapat kerja tak hanya berisi deklarasi, tetapi juga menyepakati agenda konkret, seperti kolaborasi riset lintas kampus, pertukaran teknologi hijau, serta penguatan jejaring pengabdian masyarakat berbasis lingkungan.
Baca Juga : Jadwal Final Angkat Besi Porprov Jatim 2025: Kelas Berat Tampil Serentak di Kota Malang
“Harapan kami, semangat hijau ini tak berhenti di atas kertas. Ia harus hidup di ruang-ruang kelas, laboratorium, bahkan di hati para mahasiswa sebagai agen perubahan masa depan,” pungkas Prof. Zainuddin.
Sementara itu, pimpinan perguruan tinggi yang hadir dalam momen strategis ini meliputi pimpinan dari berbagai kampus besar di Jawa Timur. Antara lain Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), serta UIN dari Surabaya, Jember, Tulungagung, Kediri, Ponorogo, dan Madura.
