free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Tips Menyiapkan Dana Pendidikan Anak meski Ekonomi Lagi Sulit

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

22 - Jun - 2025, 20:13

Placeholder
Ilustrasi menabung untuk dana pendidikan. (Foto: Shutterstock)

JATIMTIMES - Di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik, menyiapkan dana pendidikan anak bisa jadi tantangan buat para orangtua. Tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Dengan strategi yang pas, kebutuhan sekolah anak tetap bisa dipenuhi tanpa bikin keuangan keluarga berantakan.

Berikut ini JatimTIMES rangkum cara cerdas kelola keuangan untuk persiapan anak sekolah dari berbagai pakar. Salah satunya tips dari perencana keuangan profesional Rista Zwestika Reni CFP WMI WPS. 

Baca Juga : Alumni AHMBS Berbagi Inspirasi, Ratusan Peserta Antusias Ikuti Seminar Inspiratif AHM Best Student 2025

1. Cek Lagi Kondisi Keuangan Keluarga
Langkah pertama adalah mengevaluasi keuangan keluarga secara menyeluruh. Mulai dari pendapatan sampai pengeluaran rutin dalam setahun, semua harus dicatat.

“Tinjau kembali pendapatan orangtuanya berapa untuk setahun. Lalu, pengeluaran yang penting ke mana saja, karena setiap tahun SPP sekolah pasti naik, langsung disisihkan dananya,” ujar Rista.

Dengan cara ini, dana pendidikan bisa langsung disiapkan di awal sebelum uang digunakan untuk kebutuhan lain.

2. Jangan Lupa Siapkan Dana Darurat
Sering dianggap sepele, dana darurat ternyata punya peran penting dalam menjaga kestabilan finansial keluarga, terutama saat kondisi ekonomi tidak menentu.

“Faktanya hanya 30 persen masyarakat Indonesia yang punya darurat, sisanya darurat dana. Alhasil ngutang lagi ke sana dan sini,” jelas Rista.

Dana darurat ini bisa jadi penyelamat saat ada kebutuhan mendadak, tanpa harus menyentuh dana pendidikan yang sudah disiapkan.

3. Biasakan Menabung Rutin, Meski Kecil
Tak peduli besar kecilnya penghasilan, menabung tetap harus jadi kebiasaan. Konsistensi jadi kunci utamanya.

“Meskipun pendapatan tidak besar, orangtua harus tetap konsisten menabung dan menyisihkan uang berapa pun nilainya. Semisal mampunya Rp 100 ribu atau Rp 1 juta per bulan, silakan,” katanya.

Dana tabungan ini bisa ditempatkan di instrumen keuangan yang aman dan terdaftar di OJK, seperti reksa dana pasar uang atau deposito.

4. Pangkas Pengeluaran yang Nggak Penting
Setelah tahu pos pengeluaran mana yang besar, saatnya membuat skala prioritas dan mulai memangkas yang tidak perlu.

“Setelah evaluasi, buat skala prioritas pengeluaran keluarga. Dari situ, bisa pangkas berbagai keperluan yang sekiranya tidak penting agar dananya bisa dialokasikan ke dana pendidikan atau tabungan,” terang Rista.

Langkah ini bisa memberi ruang lebih lega dalam anggaran untuk kebutuhan sekolah anak.

5. Pahami Apa yang Dibutuhkan Anak
Biaya sekolah bukan cuma soal uang pangkal atau SPP. Masih ada biaya lain seperti perlengkapan, buku, hingga kegiatan tambahan. Semua itu berbeda tergantung jenjang pendidikan dan kebutuhan anak.

Karena itu, Rista menyarankan agar orangtua ngobrol langsung dengan anak soal kebutuhan sekolahnya. Anak juga bisa diajak ikut menyusun anggaran agar merasa lebih bertanggung jawab atas pilihannya.

6. Belanja Cerdas Saat Promo, Tapi Tetap Teliti
Beli perlengkapan sekolah saat promo memang bisa hemat, tapi jangan asal tergiur diskon. Kualitas tetap harus jadi pertimbangan utama.

“Harus pintar-pintar untuk beli barang dengan promo tapi berkualitas. Kalau asal murah aja, bisa jadi 3 bulan pemakaian sudah rusak dan harus keluar uang untuk beli baru,” ucap Rista.

Intinya, belanja hemat itu bagus, tapi jangan sampai malah boros karena harus beli dua kali.

Persiapan Dana Pendidikan Anak dari Para Pakar 
Biaya pendidikan yang terus meningkat setiap tahun membuat banyak orang tua harus ekstra cermat dalam merancang strategi keuangan untuk masa depan anak. Meski kondisi ekonomi sedang tak menentu, dana pendidikan tetap bisa disiapkan jika direncanakan sejak dini.

Berikut ini sejumlah tips dari para perencana keuangan untuk mempersiapkan dana pendidikan anak dengan lebih terstruktur dan efektif:
1. Mulai Sedini Mungkin
Menurut Head of Advisory & Financial Planner Finansialku, Shierly, waktu terbaik untuk mulai mempersiapkan dana pendidikan adalah sejak anak lahir, atau paling lambat saat anak berusia dua tahun.

“Kalau persiapannya terlalu mepet, bisa jadi dana yang dikumpulkan tidak mencukupi untuk kebutuhan pendidikan,” ujar Shierly, dikutip CNNIndonesia.com, Minggu (22/6/2025).

Hal senada juga disampaikan Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno. Ia menegaskan bahwa waktu sangat mempengaruhi kesiapan dana pendidikan.

“Kalau makin mendekati waktunya, kita bisa kelabakan karena biayanya sudah melonjak berkali lipat,” kata Mike.

“Semakin dini kita mulai, semakin ringan cicilan dana pendidikan yang perlu disisihkan.” imbuhnya. 

2. Perhitungkan Faktor Inflasi
Shierly menyarankan orang tua untuk mulai menghitung proyeksi biaya pendidikan anak, lalu menyisihkan sekitar 10 persen dari penghasilan bulanan atau tahunan untuk tujuan ini.
Mike menambahkan bahwa besaran dana yang dialokasikan sangat bergantung pada jenis pendidikan yang dipilih dan tingkat inflasi biaya sekolah.

“Inflasi pendidikan biasanya 1 sampai 2 persen lebih tinggi dari inflasi umum,” ujarnya.

Sebagai gambaran, jika orang tua menargetkan dana pendidikan sebesar Rp200 juta saat anak kuliah nanti (misalnya masih berusia 10 tahun sekarang), maka perlu menyisihkan sekitar Rp1,5 juta per bulan selama 10 tahun. Ini dengan asumsi inflasi biaya pendidikan 7 persen dan pertumbuhan investasi 8 persen per tahun.

3. Pilih Instrumen Investasi Sesuai Waktu
Perencana Keuangan dari MRE, Andi Nugroho, menyarankan agar dana pendidikan ditempatkan pada instrumen investasi yang disesuaikan dengan jangka waktu pencapaiannya.

• Jangka pendek (kurang dari 3 tahun): Pilih instrumen berisiko rendah seperti logam mulia, deposito, obligasi ritel negara, atau reksa dana pasar uang.

• Jangka menengah (3–5 tahun): Bisa memilih reksa dana campuran, logam mulia, atau saham dengan pengawasan ketat.

• Jangka panjang (lebih dari 5 tahun): Saham, reksa dana saham, properti, hingga agribisnis bisa menjadi pilihan.

Baca Juga : MTsN 2 Kota Malang Dorong Inovasi Pembelajaran Lewat Pelatihan Deep Learning Berbasis AI

4. Kurangi Gaya Hidup Konsumtif
Langkah awal yang sederhana namun penting adalah menekan gaya hidup konsumtif dan mulai membuka rekening tabungan khusus pendidikan. Ini akan membantu orang tua lebih fokus mengelola dan menambah saldo dana pendidikan secara berkala.

Pakar industri keuangan, Yan Ardhianto Handoyo, menilai kebiasaan menabung harus ditanamkan lebih dulu. Setelah itu, barulah orang tua bisa melangkah ke tahap investasi agar dana yang disiapkan bisa bertumbuh seiring inflasi.

“Biaya pendidikan terus naik tiap tahun. Belum lagi biaya tambahan seperti kursus, buku, alat sekolah, transportasi, dan uang saku yang juga ikut naik,” ungkap Yan.

5. Investasi Jadi Solusi Hadapi Kenaikan Biaya
Menurut Yan, menabung saja belum cukup. Untuk mengejar kenaikan biaya yang dipicu inflasi, investasi tetap menjadi strategi paling relevan.
Ia menyarankan kombinasi instrumen seperti reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi pendidikan jenis dwiguna. Ketiganya saling melengkapi dalam menyusun dana pendidikan jangka panjang.

Namun, penting juga memahami profil risiko sebelum memilih instrumen investasi. Prinsip umum dalam dunia keuangan adalah high return, high risk. Maka, bagi pemula, reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan awal yang aman dan mudah diakses.

Seiring waktu dan meningkatnya pemahaman, jenis investasi bisa ditingkatkan ke reksa dana saham atau instrumen lain yang berpotensi memberi hasil lebih besar.

6. Asuransi Pendidikan Sebagai Pelengkap
Selain investasi, asuransi pendidikan juga dapat menjadi alat bantu penting dalam perencanaan keuangan. Produk ini tak hanya membantu mengakumulasi dana, tapi juga memberikan perlindungan jiwa bagi orang tua sebagai pencari nafkah utama.

“Asuransi pendidikan bisa menjadi pelengkap yang efektif, terutama untuk mengantisipasi risiko yang tak terduga,” kata Yan.

Yan juga menambahkan, akses terhadap pendidikan tinggi masih menjadi tantangan besar di masyarakat, terutama bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Banyak anak yang memilih bekerja ketimbang melanjutkan sekolah demi membantu penghasilan keluarga.

“Padahal, pendidikan tinggi adalah jalan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi di masa depan,” ujarnya.

Cara Siapkan Dana Sejak Dini untuk Kuliah
Musim penerimaan mahasiswa baru, isu biaya kuliah kembali menjadi perhatian. Banyak orang tua mulai memikirkan cara menyiapkan dana agar anak bisa melanjutkan pendidikan tinggi tanpa hambatan.

Jika ingin lebih siap, dana kuliah idealnya dipersiapkan sejak anak masih kecil. Bahkan, menurut laporan CNBC, menabung sejak anak lahir bisa memberikan hasil yang jauh lebih optimal. Berikut sejumlah tips untuk membantu orang tua merancang dana kuliah secara lebih realistis:

1. Hitung Perkiraan Biaya Kuliah dari Sekarang
Langkah awal adalah mencari tahu kisaran biaya kuliah di jurusan dan kampus yang diincar. Informasi ini bisa menjadi patokan untuk menentukan target tabungan. Perbandingan antar program studi dan universitas juga akan membantu orang tua memperkirakan fasilitas apa saja yang didapat dari dana yang dikeluarkan.

2. Jangan Lupa Masukkan Faktor Inflasi
Selain menghitung biaya kuliah secara kasar, orang tua perlu memperhitungkan inflasi. Kenaikan biaya pendidikan bisa berlangsung cukup tajam seiring waktu.

Mark Kantrowitz, pakar pendidikan tinggi dan penulis buku How to Appeal for More College Financial Aid, menyebut bahwa biaya kuliah dapat meningkat hingga tiga kali lipat dalam kurun 17 tahun. Ia menyarankan agar orang tua mulai menyisihkan dana bulanan sejak dini.

Sebagai contoh, jika total biaya kuliah selama empat tahun diperkirakan mencapai USD 26.280 atau sekitar Rp 436 juta, maka orang tua perlu menabung sekitar USD 300 (Rp 4,8 juta) per bulan mulai dari anak lahir, dengan asumsi inflasi pendidikan 3 persen per tahun.

3. Manfaatkan Program Tabungan Pendidikan
Selain menabung manual, orang tua bisa mempertimbangkan tabungan pendidikan dari bank. Beberapa bank menawarkan produk khusus dengan jangka waktu tertentu, bunga kompetitif, dan fitur auto-debit dari rekening utama.

Program semacam ini cocok untuk orang tua yang ingin menyisihkan dana secara konsisten tanpa khawatir lupa. Pilih program yang sesuai dengan kemampuan finansial dan target pendidikan anak.

4. Diversifikasi ke Investasi
Menabung saja terkadang belum cukup untuk mengimbangi kenaikan biaya pendidikan. Oleh karena itu, investasi menjadi opsi yang patut dipertimbangkan.

Beberapa pilihan investasi yang bisa dipilih antara lain:
• Emas: Dalam 15 tahun, nilai investasi emas bisa tumbuh hingga 162 persen.

• Reksa dana campuran: Cocok untuk jangka menengah hingga panjang. Instrumen ini terdiri dari pasar uang, surat utang, dan saham dengan potensi imbal hasil hingga 50 persen dalam 5 tahun.

• Obligasi atau pasar uang: Saat anak sudah hampir masuk kuliah, investasi sebaiknya dialihkan ke instrumen yang lebih aman. Penasihat keuangan Tim Maurer menyarankan agar strategi investasi menjadi lebih konservatif menjelang masa kuliah. Pasar uang biasanya dianggap lebih stabil dalam periode ini dibandingkan obligasi atau saham.

5. Pertimbangkan Asuransi Pendidikan
Selain menabung dan berinvestasi, asuransi pendidikan juga bisa menjadi alat bantu. Produk ini menggabungkan tabungan dengan perlindungan jiwa, sehingga jika terjadi sesuatu pada orang tua, biaya pendidikan anak tetap aman.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut ada dua jenis asuransi pendidikan yang umum di Indonesia:
• Asuransi pendidikan dwiguna: Menggabungkan proteksi jiwa dengan investasi di pasar uang. Jika terjadi risiko seperti meninggal dunia atau cacat total tetap, manfaat asuransi tetap bisa digunakan untuk membiayai sekolah anak.

• Asuransi pendidikan unit link: Gabungan antara asuransi jiwa dan investasi. Premi yang dibayarkan sebagian dialokasikan ke instrumen investasi. Keuntungan investasi ini nantinya akan dibagikan dalam tahap-tahap pendidikan anak.

Namun perlu diingat, produk asuransi yang mengandung unsur investasi juga memiliki risiko. Jadi, pastikan orang tua memahami cara kerjanya sebelum membeli polis.

Demikian berbagai tips menyiapkan dana pendidikan, lengkap dengan cara mrnabung meski biaya kuliah terus naik. Memang bukan hal yang mudah, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil. Tapi dengan perencanaan yang matang dan strategi keuangan yang tepat, kebutuhan sekolah anak tetap bisa terpenuhi tanpa harus mengorbankan pos pengeluaran penting lainnya. Semoga informasi ini bermanfaat. 

Perolehan Medali Porprov Jatim IX 2025

Update: -

No Kota / Kabupaten Emas Perak Perunggu Poin
Total - - - -

Topik

Pendidikan Dana pendidikan ekonomi sulit tips siapkan dana pendidikan



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy