JATIMTIMES – Menyambut tantangan dunia pendidikan di era digital, MTsN 2 Kota Malang mengambil langkah progresif dengan menggelar pelatihan bertema “Deep Learning dalam Pendidikan Merdeka”. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (20–21 Juni 2025).
Diikuti oleh para guru MTsN 2 dan perwakilan dari Kelompok Kerja Madrasah (KKM) 2. Fokusnya: memperdalam pemahaman dan penerapan strategi pembelajaran yang personal, bermakna, dan relevan dengan Kurikulum Merdeka.
Baca Juga : Pengabdian Nyata Unisba Blitar: Guru MI Papungan Didorong Melek Digital Lewat Pelatihan Excel
Berlokasi di aula utama madrasah, pelatihan ini mengusung semangat transformasi pendidikan berbasis teknologi. Salah satu agenda utamanya adalah mengenalkan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam mendesain pengalaman belajar yang lebih mendalam.
Kegiatan resmi dibuka oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kota Malang, Abdul Mughni, S.Ag., M.Pd., mewakili Kepala Kantor Kemenag Kota Malang. Dalam paparannya, ia menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif MTsN 2 yang dinilai selaras dengan arah kebijakan pendidikan masa kini.

“Guru tidak bisa lagi hanya menjadi penyampai informasi. Kita harus menjadi fasilitator yang mampu menyentuh inti pemahaman siswa. Deep Learning adalah filosofi pembelajaran yang memanusiakan proses belajar,” tegasnya.
“Program seperti ini adalah representasi dari pendidikan masa depan, dan kami sangat mendukungnya.”
Kepala MTsN 2 Kota Malang, Mokhammad Amin Tohari, S.Ag., M.Pd.I., dalam sambutan pembukaannya mengajak seluruh peserta untuk menjadikan pelatihan ini sebagai momentum peningkatan kualitas diri.
“Selamat datang para pejuang pendidikan. Ini adalah ruang kita untuk bertumbuh bersama, membuka cakrawala baru demi generasi yang lebih tangguh. Mari kita serap sebanyak mungkin ilmu dan semangat dari para narasumber,” ungkapnya penuh semangat.
Dalam sesi penutup, Amin, sapaan akrabnya kembali menegaskan pentingnya keberlanjutan program. “Ilmu ini jangan berhenti di ruangan ini. Mari kita bawa ke ruang kelas, kita praktikkan, dan kita tularkan kepada guru-guru lain. Itulah wujud sejati perubahan,” pesannya.

Sementara itu, Pengawas Madrasah Kemenag Kota Malang, Drs. Farid Wajdi Syaifullah, yang menutup acara secara resmi, turut memberikan tantangan konkret kepada para peserta.
Baca Juga : Hadiri Coffee Talk, Gus Qowim: Pemkot Kediri dan Bank Indonesia Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kopi Lokal
“Pelatihan yang sukses bukan diukur dari kemeriahannya, tapi dari dampaknya. Saya tantang Bapak/Ibu untuk membuat minimal satu modul ajar berbasis Deep Learning dalam satu semester ke depan. Kami siap mendampingi,” ujarnya tegas.
Hari pertama pelatihan diisi dengan sesi pemaparan materi “Implementasi Modul Ajar Deep Learning” oleh Dr. Marjuki, M.Pd., dosen Universitas Qomarudin Gresik. Peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, menandai tingginya minat terhadap pendekatan pembelajaran mendalam ini.
Dr. Marjuki dalam paparannya menekankan bahwa Deep Learning mengajak guru dan siswa beralih dari pola hafalan menuju pemahaman utuh. Ia memperkenalkan Lembar Deteksi Peserta Didik, sebuah instrumen sederhana namun efektif untuk membantu guru. Hal yang dimaksud antara lain :
Mengidentifikasi gaya belajar, minat, dan kebutuhan siswa; Menentukan tingkat pemahaman materi; Mengaitkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan nyata dan Mengenali potensi berpikir kritis dan kreatif siswa.
Dengan alat ini, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih personal, efektif, dan berorientasi pada pengembangan karakter serta kompetensi masa depan. Dan pada hari kedua, pelatihan fokus pada “Strategi Penyusunan Modul Ajar Deep Learning Berbasis AI”. Para guru tidak hanya diajak berpikir kritis, tetapi juga dilatih menyusun modul ajar yang aplikatif dan relevan dengan karakteristik peserta didik mereka.