JATIMTIMES – Rasa nyeri yang tak tertahankan, kekhawatiran terhadap biaya, hingga ketakutan akan tindakan operasi besar kerap menjadi momok bagi penderita batu ginjal. Namun kini, ada secercah harapan baru yang ditawarkan oleh Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma Malang. Metode ini merupakan pengobatan modern yang efektif dan tak lagi menjadi sebuah momok bagi pasien.
Metode ini dikenal dengan nama ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), sebuah teknologi minim invasif yang semakin banyak menjadi pilihan masyarakat karena efektivitas dan kenyamanannya.
Baca Juga : Cabor Dancesport Kota Batu Sumbang Satu Medali Perak dan Tiga Perunggu di Porprov IX Jatim 2025
“Dengan ESWL, pasien bisa memecah batu ginjal tanpa harus menjalani operasi besar. Prosedurnya aman, minim rasa sakit, dan bahkan bisa dilakukan secara rawat jalan,” ujar dr. Athaya Febriantyo Purnomo, MSc, SpU, FICS, dokter spesialis urologi di RSI Unisma Malang.
Lantas, apa Itu ESWL? ESWL adalah prosedur pemecahan batu ginjal menggunakan gelombang kejut dari alat bernama lithotriptor. Gelombang kejut ini diarahkan secara presisi ke batu ginjal dengan bantuan pencitraan sinar-X atau USG. Saat gelombang mengenai batu, ia akan memecahkannya menjadi fragmen-fragmen kecil.
Fragmen batu ginjal ini kemudian akan keluar secara alami melalui urin dalam beberapa minggu pasca prosedur. Metode ini paling cocok untuk pasien yang memiliki batu ginjal dengan ukuran diameter kurang dari 2 cm.
"Keunggulannya, tanpa luka, tanpa operasi sayatan, lebih aman tanpa radiasi, reaksi nyeri minimal, masa pemulihan lebih cepat, dapat dilakukan dengan rawat jalan dan pasien bisa pulang di hari yang sama setelah prosedur, tanpa perlu dirawat inap," jelasnya.
Lebih lanjut, jika lokasi batu ginjal telah terdeteksi dengan jelas, proses ESWL bisa dilakukan hanya dalam waktu sekitar satu jam. Setelah prosedur, pasien biasanya hanya perlu observasi beberapa jam sebelum diperbolehkan pulang.
“Pasien bisa langsung pulang di hari yang sama. Tidak perlu rawat inap, sehingga lebih hemat waktu dan biaya,” tambah dr. Athaya.
Meskipun prosedurnya ringan, tetap ada beberapa efek samping yang mungkin dirasakan. Beberapa pasien mengeluhkan rasa nyeri saat fragmen batu keluar melalui saluran kemih. Urin pun bisa tampak kemerahan karena iritasi dari serpihan batu.
Baca Juga : Semakin Dekat dan Humanis, Polres Magetan Layani Warga di CFD Jelang Hari Bhayangkara ke-79
Untuk itu, pasien dianjurkan untuk banyak minum air putih demi membantu pembuangan sisa-sisa batu ginjal. Jika nyeri berlanjut, konsumsi obat yang diresepkan atau konsultasikan ulang dengan dokter.
Perlu dicatat, metode ESWL tidak cocok untuk semua pasien. Beberapa kondisi yang tidak dianjurkan menjalani ESWL antara lain adalah ibu hamil, pasien dengan tumor ginjal dan penderita kelainan bawaan pada ginjal.
Maka dari itu, penting bagi pasien untuk berkonsultasi terlebih dahulu guna memastikan metode pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing.
Selain pengobatan, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik. Dokter Athaya menyarankan untuk memperbanyak konsumsi air putih dan menghindari makanan tinggi oksalat serta asam urat yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal.
Jika pasien merasakan gejala seperti nyeri pinggang, kencing berdarah, atau buang air kecil tidak tuntas, jangan tunda lagi. Segera konsultasikan ke RSI Unisma Malang untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan medis secara tepat dari ahli.