JATIMTIMES.COM - Berbicara tentang gangguan kesehatan pada awal kehamilan, salah satunya yang sering dialami adalah anyang-anyangan. Selama trimester pertama kehamilan, hormon yang diproduksi oleh bumil membuat postur tubuh berubah dan beradaptasi dengan kehadiran janin. Akibatnya, bumil sering merasakan anyang-anyangan, yang merupakan peningkatan jumlah buang air kecil yang diikuti oleh rasa nyeri. Hal ini cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga membutuhkan pengobatan dengan segera. Prevalensi anyang-anyangan pada ibu hamil, terutama trimester pertama mencapai 26%.
PAFI dengan alamat website https://pafikabupatenkepulauanmeranti.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berperan dalam menetapkan, menjaga, dan meningkatkan standar praktik kefarmasian yang bertanggung jawab dan inovatif, serta menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini demi kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Baca Juga : Conclave, Rekomendasi Film yang Akhir Pekan tentang Prosesi Pemilihan Paus
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab anyang-anyangan saat hamil muda, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya anyang-anyangan saat hamil muda?
Pada umumnya, anyang-anyangan pada ibu hamil, terutama pada trimester pertama, merupakan sebuah kondisi dimana bumil merasakan nyeri, perih, atau rasa tidak nyaman saat buang air kecil (dysuria). Kondisi ini bukanlah penyakit tersendiri, melainkan gejala yang menunjukkan adanya gangguan pada saluran kemih, terutama pada kandung kemih dan uretra. Anyang-anyangan sangat umum dialami oleh banyak orang, terutama wanita, karena anatomi saluran kemih wanita yang lebih pendek sehingga lebih mudah terjadi infeksi. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya anyang-anyangan saat hamil muda yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Adanya perubahan pada hormon selama kehamilan
Selama kehamilan, tubuh mengalami perubahan hormonal yang sangat besar, terutama peningkatan hormon progesteron dan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon progesteron memiliki efek relaksasi pada otot polos, termasuk otot kandung kemih dan saluran kemih. Relaksasi otot kandung kemih menyebabkan kandung kemih menjadi lebih lemas dan tidak mampu berkontraksi secara optimal untuk mengosongkan urine. Akibatnya, urine cenderung tertahan lebih lama di kandung kemih. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak dan menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK), yang merupakan penyebab paling umum dari anyang-anyangan.
2. Tekanan rahim yang membesar pada kandung kemih
Meskipun pada trimester pertama rahim belum terlalu besar, perubahan posisi rahim dan pembesaran secara bertahap mulai memberikan tekanan pada kandung kemih. Tekanan ini mengurangi kapasitas kandung kemih sehingga ibu hamil merasa lebih sering ingin buang air kecil, meskipun volume urine yang keluar sedikit. Kandung kemih yang tertekan juga sulit mengosongkan urine secara sempurna, sehingga urine tertinggal dan meningkatkan risiko iritasi serta infeksi.
3. Risiko infeksi saluran kemih (ISK) yang meningkat
Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi saluran kemih karena beberapa faktor seperti perubahan fisiologis dan sistem kekebalan tubuh. Perubahan fisiologis akibat hormon yang menyebabkan aliran urine menjadi lambat dan urine tertahan di kandung kemih. Kemudian, perubahan sistem kekebalan tubuh selama kehamilan yang menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi.
4. Faktor-faktor pendukung lainnya
Faktor terakhir yang menyebabkan anyang-anyangan saat hamil muda adalah aktivitas seksual, kebersihan area genital yang kurang optimal serta stres dan kelelahan. Berhubungan seksual dapat menyebabkan iritasi pada saluran kemih dan memudahkan bakteri masuk ke uretra, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan keluhan anyang-anyangan. Selanjutnya, ibu hamil muda yang mengalami stres dan kelelahan, juga dapat mempengaruhi sistem imun dan memperparah gejala.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati anyang-anyangan saat hamil muda?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari anyang-anyangan pada ibu hamil, terutama trimester pertama. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala anyang-anyangan saat hamil muda serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Paracetamol
Paracetamol adalah obat pereda nyeri pilihan pertama untuk ibu hamil karena tingkat keamanannya yang sangat baik. Paracetamol dapat mengobati anyang-anyangan, dengan dosis yang apoteker resepkan berkisar 500 mg – 1000 mg setiap 6-8 jam, maksimal 4 gram per hari.
Baca Juga : Kang You Seok Bersinar di Resident Playbook, Setelah Sukses Jadi Adik IU di When Life Gives You Tangerines
2. Sefalosporin
Sefalosporin merupakan antibiotik yang dapat mengobati anyang-anyangan pada ibu hamil, namun penggunaannya membutuhkan resep langsung dari apoteker. Antibiotik ini efektif melawan bakteri penyebab ISK seperti escherichia coli. Apoteker dapat memberikan dosis penggunaan selama 3-7 hari.
3. Nitrofurantoin
Nitrofurantoin juga termasuk antibiotik yang aman digunakan pada ibu hamil. Antibiotik ini digunakan pada trimester pertama dan kedua, tetapi sebaiknya dihindari pada trimester ketiga karena risiko hemolisis pada bayi. Nitrofurantoin sangat efektif untuk mengobati infeksi kandung kemih ringan sampai sedang.
4. Arven
Arven merupakan produk herbal yang mengandung ekstrak daun keji beling, kumis kucing, daun tempuyung. Herbal ini dipercaya membantu melancarkan saluran kemih dan mengurangi peradangan, namun belum ada bukti ilmiah kuat dan keamanan selama kehamilan belum terjamin. Penggunaan harus dengan konsultasi dengan apoteker.
Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi anyang-anyangan saat hamil muda seperti lebih banyak minum air putih, menjaga kebersihan area genital dengan benar serta gunakan pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker, agar mendapatkan rekomendasi obat sesuai kebutuhan.
Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi pafikabupatenkepulauanmeranti.org melalui smartphone Anda.