JATIMTIMES - Upaya mendongkrak perekonomian pedagang kaki lima (PKL) Kota Batu di bulan Ramadan, salah satunya dilakukan melalui pasar takjil. Sejak dibuka pada 1 Maret 2025 lalu, pasar takjil yang berlokasi di area Stadion Gelora Brantas itu ramai dikunjungi. Bahkan perputaran uang pasar takjil mampu melebihi capaian harian Car Free Day (CFD) sebelum Ramadan.
Menurut pantauan di lokasi, hampir seluruh lapak PKL dipadati pengunjung. Bahkan beberapa PKL antreannya cukup panjang. Lapak tersebut menjual berbagai aneka makanan dan minuman untuk santapan berbuka puasa.
Baca Juga : Berat Badan Tetap Stabil, Ini Tips Berbuka Puasa ala Ade Rai
"Yang terjadi di luar prediksi. Warga antusias datang ka pasar takjil untuk berburu makanan dan minuman," ujar Koordinator Paguyuban Pasar Takjil Kota Batu Rudi Syafi’i saat ditemui belum lama ini.
Pada pedagang yang sebelumnya di CFD itu, kata Rudi, menjual jajanan dan minuman untuk takjil saat berbuka. Antara lain gorengan, es, hingga aneka dessert.
Rudi menyebut, ada sekitar 160 PKL yang terdaftar. Namun tak semua aktif berjualan. Ada sekitar 25 PKL yang mangkir sejak pasar takjil dibuka awal bulan. PKL yang dinyatakan aktif ada sekitar 135 PKL saja. "Rata-rata omzet mereka per hari sekitar Rp 600-700 ribu," ungkapnya.
Rudi memperkirakan dengan jumlah tersebut, estimasi perputaran uang yang didapat dari 135 PKL mencapai Rp 94,5 juta. Rudi membenarkan pendapatan itu lebih besar ketimbang saat dirinya membuka lapak di Car Free Day (CFD).
Baca Juga : Rute KA Harina dan Ambarawa Ekspres Dialihkan, KAI Daop 8 Surabaya Minta Maaf
Saat pelaksanaan CFD, omzet para PKL hanya mencapai Rp 400-500 ribu saja per hari. Artinya peningkatannya mencapai 40 persen dari biasanya. Dengan demikian, Rudi berharap antusiasme masyarakat dalam mengunjungi pasar takjil terus meningkat atau setidaknya stabil hingga menjelang hari raya Idul Fitri nanti.
"Tentu ini sangat menguntungkan. Kalau pasar takjil, kami bisa buka setiap hari. Sementara CFD hanya pada hari Minggu," ucap Rudi.