JATIMTIMES - Dari tahun ke tahun lahan apel terus berkurang di Kota Batu. Karena itu petani apel punya harapan besar kepada Wali Kota Batu Nurochman bersama wakilnya Heli Suyanto yang baru saja dilantik Presiden RI Prabowo Subianto untuk menepati janjinya, yakni mengembalikan ikon Kota Batu.
Terbesit dalam ingatan petani apel di Kota Batu punya harapan besar terhadap pemimpin asli Kota Batu. Keinginannya agar buah apel kembali berjaya.
Baca Juga : Panduan Diet Saat Puasa Ramadan, Ini Catatan Penting Dokter Dion Plus Rekomendasi Yulia Baltschun
Ketua Kelompok Tani Bersama Dusun Gerdu Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Utomo mengatakan sesuai janji saat kampanye akan mengutamakan petani. Yakni mencarikan solusi pertanian apel di Kota Batu yang semakin menurun produktivitasnya.
“Janji beliau memang akan memperhatikan petani apel sebagai ikon Kota Batu," ungkap Utomo, Minggu (23/2/2025).
Memperhatikan para petani apel dengan cara menghadirkan koperasi yang memiliki cool storage. Hal itu bertujuan agar harga apel satu pintu sehingga stabil.
Melihat saat ini apel harganya Rp 7 hingga 8 ribu per kilogram. Namun biaya operasional tetap tinggi.
“Terus masalah air, ia (Cak Nur) ingin membuat embung di atas. Supaya petani tidak sampe kekurangan air,” imbuh Utomo.
Menurut Utomo, Desa Tulungrejo merupakan desa dengan petani apel terbanyak di Kota Batu saat ini. Mereka tetap berjuang mempertahankan pertanian apel dari serangan hama sejak 7 tahun terakhir.
“Kami berjuang melawan hama lalat buah yang muncul sejak 2017 lalu,” terang Utomo.
Baca Juga : Wacana KIM Plus Jadi Koalisi Permanen: Langkah Strategis atau Ambisi Politik Jangka Panjang?
Lahan pertanian di Desa Tulungrejo saat ini menyisakan 300 hektare. Jumlah tersebut, sangat jauh saat sebelum hama lalat buah menyerang yaitu sekitar 1.000 hektar.
Saat ini banyak petani apel menyerah menghadapi hama tersebut. Karena hingga sekarang petani belum bisa menanggulangi hama yang menyerang bagian buah apel itu.
“Harapannya sesuai janji mereka memperhatikan petani. Karena menurutnya perputaran ekonomi dari petani. Kalau petani mendapatkan untung, geliat ekonomi bisa ikut berputar,” harap Utomo.
Sedang, dari data Dinas Pertanian Kota Batu, pada tahun 2023 lahan Apel hanya tersisa 1.044 hektare.